Barzilai, orang Gilead, yang telah mendukung saat Daud melarikan diri dari Absalom adalah orang yang pantas dihormati, bukan hanya karena apa yang telah ia lakukan, tetapi juga karena kerendahhatiannya saat menolak tawaran kenyamanan yang ditawarkan kepadanya. Usia Barzilai yang 80 tahun bukan sekadar angka, tetapi juga menunjukkan hikmat yang ia miliki. Ia adalah orang kaya yang berani mengambil risiko untuk mendukung dan menyediakan bahan makanan bagi Daud dan keluarganya selama mereka mengungsi di Mahanaim (19:32). Saat hendak kembali ke Yerusalem, Daud mengajak Barzilai untuk ikut dan Daud berjanji akan menjaga dan memelihara dia. Dengan demikian, Daud mengungkapkan rasa hormatnya kepada orang yang telah mendukung dirinya pada masa yang sulit.
Dalam perenungan hari ini, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari, yaitu: Pertama, orang yang rendah hati pantas dihormati. Karena Barzilai telah mendukung Daud, ia diajak untuk tinggal bersama dengan Daud di Yerusalem. Akan tetapi, Barzilai dengan rendah hati menolak karena ia menyadari bahwa dia hanya akan menjadi beban bila ia mengikuti Daud di usianya yang sudah lanjut saat itu. Barzilai merasa tidak layak menerima kehormatan sebesar itu (19:35-36). Kedua, orang yang rendah hati mendapat pengakuan atau penghargaan karena kebaikan yang dilakukannya tidak dimaksudkan untuk kepentingan diri sendiri. Orang Israel beradu mulut dengan orang Yehuda dan berusaha mendapat pengakuan bahwa merekalah yang meminta Daud kembali menjadi Raja, sehingga mereka pantas mengiringi Daud kembali ke Yerusalem (19:41-43), padahal beberapa waktu yang lalu, mereka berkhianat kepada Daud. Sementara itu, Barzilai mendapat penghargaan dari Daud. Bukan hanya Kimham, putranya, diizinkan mengikuti Daud, tetapi apa yang Barzilai inginkan akan dilakukan oleh Daud sebagai ungkapan penghargaan (19:38). Ketiga, orang yang rendah hati akan menjaga ucapannya agar menjadi berkat, bukan menjadi batu sandungan. Dalam perbantahan antara orang Israel dan Yehuda, perkataan orang Yehuda lebih keras dan tajam (19:43). Perkataan yang keras dan tajam hanya akan menimbulkan perpecahan dan menyebabkan akar pahit dalam relasi antar manusia.
Bagaimana cara Anda mengungkapkan kerendahhatian setelah menerima kasih karunia TUHAN? Apakah kerendahhatian Anda terungkap dalam wujud melakukan apa yang baik tanpa pamrih? Apakah Anda selalu menjaga perkataan Anda agar tidak menjadi batu sandungan dan akar pahit bagi sesama? Orang yang rendah hati menghormati TUHAN dan orang yang rendah hati layak dihormati.