2 Samuel 20

Pemberontakan Seba, Pemberontakan Kita

15 September 2024
Pdt. Martin Kurniawan

Perbantahan orang Israel dan Yehuda—termasuk perkataan keras yang dikemukakan orang Yehuda—dimanfaatkan oleh seorang durjana bernama Seba bin Bikri untuk membentuk pemikiran semua orang Israel bahwa mereka tidak mendapat bagian apa pun dari Daud. Provokasi yang dilakukan Ziba itu membuat semua orang Israel terpengaruh, sehingga mereka meninggalkan Daud, lalu mengikuti Seba. Pemberontakan Seba ini menyerupai pemberontakan kita—orang percaya—kepada TUHAN. Saat keinginan kita tidak tercapai atau saat kita terpikat oleh tawaran godaan dunia yang berdosa, mungkin saja kita berubah setia, lalu berbalik dan meninggalkan TUHAN.

Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita akan tiga hal: Pertama, pemberontakan diawali oleh sikap hati yang tidak merasa puas terhadap keadaan yang ada atau tidak merasa puas terhadap pimpinan TUHAN yang telah memilih Daud untuk menggantikan Saul. Kecemburuan terhadap kedekatan Daud dengan suku Yehuda membuat orang Israel kesal terhadap Daud. Dari bersikap mendukung, sikap mereka berubah menjadi memberontak. Orang percaya perlu mensyukuri apa yang telah kita terima di dalam Kristus. Rasa syukur akan menjauhkan kita dari sikap hati yang memberontak kepada TUHAN. Kedua, memberontak berarti tidak bersedia untuk taat. Amasa—yang diminta untuk mengerahkan orang Yehuda—menunda-nunda tugas memadamkan pemberontakan Seba (20:5). Kebiasaan menunda-nunda pelaksanaan tanggung jawab sebagai orang percaya sering kali memadamkan kesaksian umat TUHAN yang harus menggarami dunia. Bila kita dipenuhi rasa syukur, kita tidak akan menunda-nunda untuk melaksanakan tanggung jawab kita. Ketiga, pemberontakan mendatangkan hukuman. Penolakan Amasa untuk mengerjakan tugas membuat ia dibunuh oleh Yoab. Yoab mengepung kota Abel-Bet-Ma’akha, tempat Seba bersembunyi. Lalu, nasihat seorang perempuan bijaksana menyelamatkan penduduk kota itu. Kepala Seba dipenggal oleh rakyat. Pemberontakan selalu memiliki konsekuensi. Pemberontakan manusia terhadap Allah pun memiliki konsekuensi, yaitu maut. Namun, kita harus bersyukur karena TUHAN Yesus telah menebus dosa kita melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.

Apakah Anda sulit menerima kondisi yang Anda hadapi dan bahkan merasa kesal karena Anda beranggapan bahwa Allah berlaku tidak adil terhadap diri Anda? Atau sebaliknya: Apakah Anda bersedia menerima setiap keadaan yang Anda alami dengan penuh rasa syukur dan keyakinan bahwa rencana TUHAN selalu merupakan yang terbaik bagi diri Anda? Jangan biarkan pikiran negatif menguasai diri Anda!

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design