Mengapa murka TUHAN menyala-nyala terhadap orang Israel? Mungkin, TUHAN murka karena mereka mendukung pemberontakan Absalom (pasal 15-18) atau Seba (pasal 20), atau karena mereka menaruh rasa aman pada kekuatan militer serta kemakmuran finansial dan bukan kepada TUHAN. Oleh sebab itu, untuk menunjukkan motivasi orang Israel yang sebenarnya, TUHAN membiarkan Daud mengungkapkan keinginan dan ambisinya. 1 Tawarikh 21:1 menyebutkan bahwa Iblis mempengaruhi Daud untuk menghitung jumlah orang Israel. Di masa lalu, pernah dilakukan sensus karena orang Israel perlu menyiapkan tentara untuk menaklukkan tanah perjanjian (Bilangan 1:2; 26:2). Namun, saat dilakukan sensus dalam bacaan Alkitab hari ini, wilayah Israel dalam keadaan yang aman. Wilayah perbatasan juga telah diperluas dan Israel telah menjadi kekuatan yang diakui.
Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan dua hal: Pertama, berhati-hatilah terhadap ambisi dan kebanggaan kita. Dosa Daud adalah menghitung jumlah rakyat untuk membanggakan kebesaran bangsa dan tentaranya, kekuatannya, dan pertahanannya. Daud meletakkan imannya pada jumlah tentara, bukan pada kuasa TUHAN yang melindungi mereka tanpa tergantung pada jumlah mereka. Yoab sadar bahwa sensus ini tidak semestinya dilakukan. Sayangnya, Daud mengabaikan nasihatnya (24:3-4). Kita melakukan kesalahan yang sama dengan Daud bila kita meletakkan rasa aman kita kepada uang, kepemilikan, atau kekuatan negara kita. Kedua, ambisi dan kebanggaan kita harus ditundukkan di bawah otoritas dan belas kasihan TUHAN. Hasil akhir sensus itu menyadarkan Daud bahwa ambisi dan kebanggaannya membuat ia berdosa kepada TUHAN (24:10). Nabi Gad meminta Daud memilih satu dari tiga jenis hukuman yang akan dijatuhkan TUHAN kepada Israel. Daud memilih untuk jatuh ke dalam tangan TUHAN karena ia meyakini belas kasihan TUHAN (24:14). Akhirnya, 70 ribu orang mati karena penyakit sampar yang dari TUHAN. Kekuatan tentara, luas wilayah, dan kebanggaan yang menyertainya tidak berarti di hadapan TUHAN. Kebanggaan kita seharusnya kita letakkan pada karya TUHAN yang telah menyelamatkan kita, sehingga ambisi hidup kita sebagai orang yang telah ditebus semestinya adalah memuliakan Dia dan menikmati Dia sampai selama-lamanya.
Apakah ambisi dan kebanggaan Anda dilandasi oleh apa yang Anda miliki di dalam TUHAN? Tanpa perkenan TUHAN, segala sesuatu yang kita miliki menjadi tidak berarti. Ujilah motivasi Anda agar ambisi dan kebanggaan tidak menjadi bumerang yang membawa Anda jatuh dalam dosa kesombongan!