Tepat pada tanggal 1 Januari 2024, beberapa daerah di Jepang dilanda gempa bumi dengan kekuatan 7,4 Magnitudo. Namun, kerusakan akibat gempa tidak begitu besar. Korban jiwa sedikit dan bangunan yang rusak tidak terlalu banyak. Hal ini terjadi karena di Jepang—yang terletak di wilayah rawan gempa dan seismik aktif—semua rumah atau gedung harus dibangun dengan konstruksi tahan gempa. Pada waktu orang-orang terhindar dari kerugian akibat gempa, apakah mereka bersyukur untuk teknologi yang mereka miliki ataukah mereka bersyukur karena Allah menolong mereka lewat teknologi yang mereka miliki? Kita tidak tahu jawabannya! Namun, dalam zaman yang semakin maju dan canggih, manusia cenderung untuk lebih mengandalkan teknologi daripada memercayai Allah.
Mazmur 46 adalah mazmur yang mengungkapkan kepercayaan kepada Allah. Mazmur ini biasa dinyanyikan secara bersama-sama oleh umat, khususnya saat menghadapi ancaman bahaya atau ancaman dari bangsa lain. Mereka menyanyikan mazmur ini untuk saling menguatkan satu sama lain serta untuk mengingat bahwa Allah adalah tempat perlindungan, kekuatan, dan penolong dalam kesesakan. Kata-kata yang mereka sampaikan itu bukan isapan jempol karena sudah terbukti melalui perbuatan Allah di masa lampau (46:2). Sekalipun bumi bergerak-gerak, gunung-gunung berguncang di dalam laut, air laut bergelora dan berbuih, gunung-gunung goyang (46:3-4), mereka tidak merasa takut. Ayat 3-4 ini mencakup berbagai bencana alam yang sekali-kali datang melanda. Apa yang menyebabkan mereka tidak merasa takut? Jawabannya ada di ayat 6 dan 8, yaitu bahwa Allah hadir di tengah mereka dan TUHAN Semesta Alam menyertai umat-Nya. Ayat ini seperti mengingatkan kita kepada Tuhan Yesus yang tidur di kapal saat angin ribut yang dahsyat mengamuk di danau. Murid-murid ketakutan dan membangunkan Sang Guru, kemudian Tuhan Yesus menghardik angin dan seketika angin ribut berhenti. Jika Allah bersama kita, apa yang perlu kita takuti? Dialah yang menghentikan peperangan, mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, dan membakar kereta-kereta perang dengan api (46:10). Allah berkuasa atas alam dan manusia! Tidak ada yang dapat mengalahkan Dia!
Saat menghadapi ancaman dalam hidup—ancaman orang lain, ancaman kesulitan ekonomi, ancaman penyakit berat—apakah Anda memercayai Allah atau sebaliknya: Anda mengandalkan kemampuan diri Anda untuk mengatasi ancaman-ancaman itu? Apakah Anda bersedia berdiam diri di hadapan Allah (46:11), berdoa, dan tetap percaya bahwa Allah akan menolong dan melindungi Anda?