Orang yang tidak mengakui adanya Allah menempatkan diri sendiri sebagai Allah. Keberadaan Allah tidak dapat ditolak karena buatan tangan-Nya menyaksikan keberadaan-Nya (Roma 1:19-20). Hal-hal yang kita jumpai sehari-hari di sekitar kita bukanlah kebetulan. Siklus air misalnya, menunjukkan keteraturan yang luar biasa untuk kelangsungan kebutuhan air di muka bumi, keteraturan yang menunjukkan bahwa ada Perancang Agung yang menjadikan segala sesuatu. Mengapa ada orang yang tidak mau mengakui Allah? Orang yang tidak mau mengakui Allah adalah orang yang menolak untuk hidup dalam takut akan Allah dan ingin hidup bebas, tidak mau dikekang oleh apa pun. Jika ada Allah, mereka tidak dapat hidup sembarangan karena mereka harus mengakui dan menerima bahwa Allah itu Kudus dan membenci dosa.
Yang menarik, pemazmur mengatakan bahwa orang-orang yang tidak mengakui Allah adalah orang-orang yang bebal (53:2). Mereka tidak bodoh, tetapi bebal, artinya mengeraskan hati untuk tidak percaya. Banyak orang yang sangat pintar secara intelektual, tetapi tidak mengakui keberadaan Allah. Sejalan dengan itu, perbuatan mereka busuk dan curang. Berdasarkan standar Allah, tidak ada orang yang berbuat baik (53:2). Allah mencari orang yang berakal budi dan mencari Dia, namun Allah mendapati bahwa semua orang telah menyimpang dan bejat (53:4). Harus diakui bahwa orang yang memercayai keberadaan Allah pun sering kali tidak mengakui Dia dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang disebut sebagai Kristen KTP atau Kristen Tanpa Pertobatan, yaitu orang yang mengaku memercayai Allah, tetapi sikap, perkataan, dan tindak tanduknya tidak mencerminkan bahwa ia benar-benar percaya dan takut akan Dia. Orang yang mengaku memercayai Allah harus menghormati Dia dan takut akan Dia, baik dalam perkataan, perbuatan, sikap, maupun pemikiran. Bila tidak demikian, tidak ada perbedaan antara dirinya dengan orang yang mengaku tidak memercayai Allah.
Seperti yang dikatakan pemazmur, kita patut bersyukur karena Allah melindungi umat-Nya (53:5-7). Allah tidak membiarkan umat-Nya mengalami celaka akibat kejahatan orang-orang yang tidak takut akan Dia. Allah akan melindungi umat-Nya, dan orang-orang yang berbuat jahat akan mengalami kekejutan besar. Mereka akan dipermalukan. Allah akan segera menolong umat-Nya. Fakta bahwa Allah mengasihi dan menjaga umat-Nya adalah suatu dorongan bagi kita untuk hidup lebih mengasihi Dia dan makin takut akan Dia. Meskipun Allah tidak dengan segera menolong kita, atau tidak segera membalas perbuatan jahat, bukan berarti Ia tidak tahu dan tidak ada. Ia selalu punya waktu yang tepat.