Pernahkah Anda memberitakan Injil—atau kabar baik—tentang Tuhan Yesus Kristus, tetapi pemberitaan Anda ditolak? Bagaimana perasaan Anda terhadap mereka yang menolak untuk memercayai kabar baik, termasuk mereka yang menentang atau melawan Anda serta menganggap Anda sedang melakukan "kristenisasi" terhadap mereka?
Rasul Paulus yang menerima pelayanan ini (4:1)—yaitu pelayanan yang "memimpin kepada pembenaran" (3:9)—pernah mengalami keadaan yang sangat berat dan melelahkan, tetapi dia tidak pernah putus asa dan tidak tawar hati. Sang rasul mampu mengerjakan pelayanan ini semata-mata oleh karena kemurahan Allah, dengan tetap menjaga integritas perbuatan dan perkataan agar tidak mempermalukan nama Tuhan dan tidak "memalsukan firman Allah".
Memalsukan firman Allah berarti tidak memberitakan "Yesus Kristus sebagai Tuhan", melainkan memberitakan hal-hal lain—termasuk diri sendiri atau orang lain, (4:5)—dan mengklaim bahwa pemberitaan tersebut adalah firman Allah. Pemberitaan firman Allah tidak boleh ditujukan untuk memuaskan keinginan telinga para pendengar (2 Timotius 4:3). Sebagai rasul Kristus Yesus, Paulus dengan setia memberitakan Kristus Yesus sebagai Tuhan. Namun demikian, sang rasul mengingatkan kepada kita bahwa adakalanya pemberitaan Injil yang kita sampaikan dapat tertutup, yaitu "tertutup untuk mereka yang akan binasa". Pikiran mereka tertutup untuk melihat kemuliaan Injil Tuhan Yesus karena mereka dibutakan oleh ilah zaman ini (2 Korintus 4:4), yaitu Iblis.
Kita tidak perlu tawar hati karena Allah sendiri yang dapat menerangi hati umat-Nya untuk "mengetahui tentang kemuliaan-Nya yang tampak pada wajah Kristus," yang oleh sang rasul disebutkan sebagai "harta" (4:7). Kita memiliki "harta" ini dalam "bejana tanah liat" yang mudah pecah dan hancur. Hal ini menyatakan bahwa kita memiliki "kekuatan yang berlimpah-limpah dari Allah" meskipun kita adalah umat manusia yang rapuh dan lemah. Selubung yang menutup mata rohani untuk melihat terang Injil hanya dapat dilepaskan oleh Tuhan. Namun, pelayan dari "pelayanan yang memimpin kepada pembenaran" tidak perlu tawar hati karena ada kekuatan Allah yang berlimpah-limpah, sekalipun dia ditindas, dianiaya, dan ditinggalkan sendirian. Seorang pelayan dari "pelayanan yang memimpin kepada pembenaran" memiliki kuasa kebangkitan Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus dari maut dan akan membangkitkan seluruh umat yang percaya kepada-Nya. Apakah Anda merasa lelah menjadi pelayan Allah dan merasa ditolak ketika memberitakan Injil? Percayalah bahwa sudah ada "harta"—yaitu kuasa Allah—dalam diri seorang pelayan Allah yang rapuh.