Apakah Anda pernah memiliki perasaan bahwa pelayanan Anda sudah tidak lagi menjadi berkat bagi orang lain karena Anda telah menjadi batu sandungan bagi mereka? Melayani tanpa cacat cela bukanlah hal yang mudah! Keadaan yang selalu berubah, perselisihan pandangan, serta pertentangan dengan pihak yang tidak menyukai diri kita, dan kesukaran-kesukaran lainnya dapat membuat kita gagal menjaga integritas dan moralitas kita, sehingga pelayanan kita dapat menjadi batu sandungan bagi orang yang kita layani. Namun, Rasul Paulus yang telah menjadi teladan dalam pelayanan mengingatkan kita sebagai pelayan Allah bahwa pelayanan kita jangan sampai dicela, agar kita tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk menerima anugerah Allah.
Rasul Paulus telah menunjukkan kepada kita bagaimana dia sebagai pelayan Allah menjaga agar pelayanannya tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain dengan mempertahankan ketabahan saat menghadapi keadaan yang sukar (6:4-5) serta dengan menjaga moralitas yang baik (6:6) dalam setiap keadaan, tidak peduli apakah pengalaman yang dihadapi itu menyenangkan atau tidak (6:8-10). Di dalam pasang-surut kehidupan dan pelayanan kita sebagai umat Kristen, kita perlu menjaga moralitas supaya Injil Yesus Kristus jangan sampai ditolak karena kesalahan kita. Namun, pertanyaannya adalah: Sesungguhnya siapa yang sanggup melayani dengan standar moralitas seperti yang terlihat dalam kehidupan Rasul Paulus?
Rasul Paulus menunjukkan kepada kita bahwa kunci untuk menjaga moralitas dan bertahan dengan penuh kesabaran dalam keadaan yang sukar adalah bertahan "dalam Roh Kudus, dalam kasih yang tulus ikhlas, dalam firman kebenaran, dan dalam kekuasaan Allah" (6:6-7). Hal ini mengajar kita bahwa kita hanya mampu menjaga moralitas bila kita bersandar kepada Roh Kudus atau kekuasaan Allah. Hal ini senada dengan apa yang sudah dikatakan oleh Rasul Paulus sebelumnya bahwa "kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah" dan Allah-lah yang "membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru" (3:5-6). Kita patut bersyukur bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian untuk berjuang agar hidup berkenan kepada-Nya. Allah senantiasa memampukan anak-anak-Nya untuk hidup dan melayani sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam segala hal, Rasul Paulus menginginkan agar pelayanannya jangan sampai dicela. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda selalu mengingat untuk menjaga moralitas dan bersandar kepada Allah, sehingga orang-orang lain yang belum percaya dapat menerima anugerah Allah?