Bacaan Alkitab hari ini adalah bagian terakhir dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Di akhir surat ini, Rasul Paulus mengungkapkan isi hatinya sekali lagi sebelum ia datang ke Korintus untuk ketiga kalinya. Jika dia ada di sana, dia berharap bahwa dia tidak perlu terpaksa bertindak keras berdasarkan kuasa yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, karena kuasa itu dimaksudkan "untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan" (13:10). Karena jemaat menginginkan bukti bahwa Kristus berbicara melalui dirinya, saat Rasul Paulus datang, ia akan memberikan bukti. Namun, bukti itu bukan penglihatan atau penyataan, tanda-tanda, mukjizat-mukjizat, dan sebagainya, melainkan penyataan kuasa Kristus untuk mendisiplinkan mereka yang tidak mau bertobat. Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa Kristus disalibkan dalam kelemahan, namun Dia hidup oleh kuasa Allah. Demikian pula, Rasul Paulus—yang lemah di dalam Kristus—akan menghukum mereka yang tidak taat dengan kuasa Allah.
Para anggota jemaat di Korintus mungkin ingin menguji apakah Rasul Paulus adalah seorang rasul Kristus yang sejati. Namun, sebaliknya, Rasul Paulus meminta mereka menguji diri mereka sendiri, apakah mereka "tegak di dalam iman" (13:5). Dia mengingatkan mereka bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri mereka, kecuali bila mereka tidak akan tahan uji. Jika mereka tahan uji—yaitu mereka tidak berbuat jahat, tetapi berbuat apa yang baik menurut kehendak Kristus Yesus—hal itu membuktikan bahwa Rasul Paulus adalah rasul Kristus yang sejati yang tahan uji karena mereka menerima Kristus Yesus melalui pelayanannya.
Dalam surat 2 Korintus, kita belajar bahwa Rasul Paulus telah menjadi teladan yang mulia bagi kita dalam hal kesungguhan hati mengasihi dan melayani para anggota jemaat di Korintus, sekalipun ada oknum pengacau atau rasul-rasul palsu yang ingin berkuasa atas mereka dan yang merusak hubungan mereka dengan dirinya. Berbeda dengan mereka yang bermegah atas segala kehebatannya, Rasul Paulus justru bermegah dalam kelemahan dan penderitaan agar dapat membawa mereka sebagai "perawan suci kepada Kristus" (11:2). Rasul Paulus tahu bahwa di tengah hubungannya yang tegang dengan para anggota jemaat di Korintus, ada Iblis yang dapat menyamar sebagai malaikat terang (11:14), yang ingin mengambil keuntungan dari hubungan yang tidak harmonis ini (2;11). Kita diingatkan juga bahwa ada kuasa Kristus yang turun menaungi kita saat kita lemah (12:9), bahkan dalam menghadapi Iblis atau utusannya. Apakah Anda telah meneladani Rasul Paulus?