Kita tidak mengetahui siapa yang dipilih Tuhan untuk diselamatkan. Yang memilih adalah Tuhan, bukan manusia. Sekalipun demikian, mungkin kita pernah mendengar orang berkata, "Tampaknya orang ini tidak dipilih Tuhan! Sudah ada empat orang yang memberitakan Injil kepada dia, tetapi dia tetap tidak mau bertobat!" Tanpa sadar, kita bisa menempatkan diri sebagai penentu apakah seseorang bisa diselamatkan atau tidak. Kita tidak boleh berpikir seperti itu. Jangan batasi kuasa Tuhan karena Dialah yang memilih seseorang untuk diselamatkan.
Jika kita hidup sezaman dengan Rasul Paulus saat ia sedang gencar menganiaya umat Tuhan, kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang tidak dipilih Tuhan. Namun, penilaian itu salah! Faktanya adalah bahwa selanjutnya, dia menjadi rasul yang dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil yang semula ia tentang. Dia menegaskan bahwa Injil yang ia beritakan bukan injil yang berasal dari manusia, tetapi Injil yang ia trima dari Tuhan (1:11-12, bandingkan dengan Kisah Para Rasul 9:19). Dahulu, dia merasa geram terhadap orang Kristen yang gigih dan tekun memberitakan Injil. Semua orang Kristen pada masa itu mengetahui cara hidup Paulus dahulu dalam agama Yahudi: Tanpa berbelaskasihan, dia menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya (1:13). Namun, dalam anugerah-Nya, Allah membuka hatinya untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Tuhan memakai pemberitaan Injil yang dikabarkan oleh murid-murid Kristus. Tuhan memakai Ananias (Kisah Para Rasul 9:10-18), para murid Kristus yang tinggal di tanah Arab (1:17), Petrus dan Yakobus (1:18-19) untuk menjadi sarana anugerah, sehingga Paulus menjadi orang percaya. Sebagai orang yang sudah diselamatkan, Paulus tidak tinggal diam. Dia gigih dan tekun memberitakan Injil kepada setiap orang yang ditemuinya. Sama seperti ketekunannya dalam memelihara adat istiadat nenek moyangnya sebelum ia mengenal Kristus (1:14), demikian juga, setelah bertobat, dia pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia untuk memberitakan Injil di sana dengan tekun (1:21), serta ke tempat-tempat lain.
Milikilah semangat juang dalam memberitakan Injil, mulai dari tempat terdekat sampai terjauh sesuai dengan kemampuan jangkauan Anda! Sudahkan Anda menjadi saksi bagi anggota keluarga Anda, bagi komunitas Anda, baik di gereja maupun di masyarakat? Kemendesakan dalam melaksanakan Amanat Agung Kristus membuat kita harus lebih giat dan bersemangat untuk melaksanakannya menjelang kedatangan Kristus kedua kali. Jadikan semua bangsa menjadi murid Kristus melalui pemberitaan Injil. Beritakanlah Injil baik atau tidak baik waktunya (2 Timotius 4:2).