Pelayanan yang disertai kasih dan ketulusan akan menjadi berkat bagi orang yang kita layani. Untuk bisa melayani seperti itu, dibutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit dan tidak mengenal lelah. Kesulitan dan tantangan apa pun pasti dihadapi dengan penuh sukacita, bukan karena terpaksa. Dalam konteks kekristenan, orang yang melayani dengan kasih dan ketulusan bukan saja membawa damai dan sejahtera bagi mereka yang dilayani, tetapi juga memuliakan Tuhan. Hal itulah yang terjadi dalam pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat Galatia.
Bila dibandingkan dengan guru-guru palsu, jelas bahwa pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat Galatia lebih tulus dan penuh kasih. Di bagian penutup suratnya, Rasul Paulus berkata, "lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri" (6:11). Ada banyak spekulasi penafsiran mengenai ayat tersebut. Bila dikaitkan dengan konteks latar belakang permasalahan yang dihadapi jemaat Galatia, penafsiran yang bisa diterima adalah bahwa ayat ini merupakan ungkapan kasih dan ketulusan yang begitu besar dari Rasul Paulus kepada mereka. Ia begitu bersemangat menulis untuk sesuatu yang penting yang telah ia sampaikan di awal pembahasan. Ia menulisnya sendiri—tanpa bantuan juru tulis—dengan huruf yang besar-besar. Dalam keprihatinan yang mendalam mengenai kondisi rohani mereka, Rasul Paulus menasihati agar mereka waspada kepada guru-guru palsu yang suka menonjolkan diri dan memaksa mereka untuk bersunat hanya dengan maksud supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus (6:12). Hal ini mereka lakukan supaya mereka mendapat kredit dari apa yang akan dilakukan jemaat, padahal mereka sendiri tidak memelihara hukum Taurat (6:13). Guru-guru palsu bermegah pada tanda-tanda lahiriah yang kelihatan, seperti sunat dan melakukan hukum Taurat. Hal itu berbeda dengan Rasul Paulus yang bermegah dalam salib Kristus (6:14). Bagi Rasul Paulus, menjadi ciptaan baru lebih penting daripada sunat (6:15). Melayani jemaat harus dilandasi oleh kasih dan ketulusan. Prinsip ini tidak dimiliki oleh guru-guru palsu. Mereka memanfaatkan orang lain demi keuntungan mereka sendiri. Rasul Paulus berharap agar mereka dapat mengikuti kaidah yang telah dia ajarkan selama ini, sehingga damai sejahtera dan rahmat Allah ada dalam hidup mereka (6:16).
Apa yang memotivasi Anda untuk melayani Tuhan? Apa yang membuat Anda tetap bersemangat dalam melayani? Prinsip yang benar untuk melayani Tuhan adalah keinginan untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain. Apakah Anda sudah melayani Tuhan dengan motivasi yang benar?