Bila kita diberi kepercayaan untuk membangun proyek taman kota, lalu kita bekerja dengan penuh antusias agar proyek itu segera selesai, kita pasti akan merasa puas, bangga, dan bersyukur saat proyek itu selesai dan diresmikan. Selesainya proyek itu berarti impian kita menjadi kenyataan. Seperti itulah perasaan Raja Salomo dan bangsa Israel dalam perikop ini. Setelah lama menanti, mereka akhirnya melihat penggenapan janji Tuhan tentang Bait Suci. Raja Salomo merespons dengan menaikkan pujian dan doa syukur serta mengajak umat Israel merayakan kebaikan dan kesetiaan TUHAN yang nyata.
Dalam doanya, Raja Salomo mengingatkan umat Israel bahwa semua janji TUHAN telah digenapi, tidak ada satu pun yang gagal (8:56). Kemudian, ia melanjutkan dengan tiga permohonan utama. Pertama, ia mendorong umat Israel untuk menyadari kebutuhan mereka akan kehadiran Allah. Ia berdoa, "Kiranya TUHAN, Allah kita, menyertai kita sebagaimana Ia telah menyertai nenek moyang kita. Kiranya Ia tidak meninggalkan kita ataupun membuang kita." (8:57). Ia sadar bahwa seperti Allah menyertai Musa, Gideon dan para pemimpin lain di masa lalu, ia dan bangsa Israel juga sangat membutuhkan kehadiran-Nya. Kedua, ia berdoa agar Allah mencondongkan hati umat Israel kepada-Nya, sehingga mereka mengasihi firman TUHAN dan melakukan kehendak-Nya (8:58). Dengan demikian, diharapkan bahwa umat Israel tidak mencintai sesuatu—ilah lain—lebih dari TUHAN, dan mereka sepenuhnya mengabdikan diri kepada-Nya. Doa Raja Salomo ini menyerupai doa pemazmur, "Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan pada ketamakan." (Mazmur 119:36). Sebagai orang Kristen, kita harus berdoa dan memohon agar TUHAN senantiasa mencondongkan hati kita hanya kepada-Nya, sehingga kita dapat melakukan kehendak-Nya. Ketiga, Salomo memohon kepada TUHAN agar melalui umat Israel, segala bangsa di bumi tahu, bahwa TUHAN-lah Allah, dan tidak ada yang lain (8:60). Salomo rindu agar semua bangsa mengenal Allah yang benar dan hidup. Allah bukan dewa yang eksklusif bagi umat Israel. Ia adalah satu-satunya Allah yang layak disembah oleh semua bangsa. Salomo menutup doanya dengan perintah kepada umat Israel untuk setia kepada TUHAN. Setiap generasi diperintahkan untuk tetap setia kepada Allah yang selalu setia kepada umat-Nya (8:61).
Penyembahan melibatkan hati, jiwa dan tindakan. Apakah Anda sudah menyediakan waktu setiap hari untuk sungguh-sungguh menyembah Tuhan? Apakah Anda sudah menjadikan penyembahan sebagai sumber kekuatan setiap hari, bukan hanya pada hari Minggu?