Misalkan Anda berada di suatu persimpangan jalan. Jalan yang satu tampak mudah dan menyenangkan, sedangkan jalan yang lain tampak sulit dan penuh tantangan. Jalan mana yang akan Anda tempuh? Keputusan Anda tidak hanya memengaruhi perjalanan Anda, tetapi juga memengaruhi mereka yang mengikuti Anda. Hal itu juga berlaku bagi kehidupan Yerobeam dan Rehabeam. Keduanya menghadapi pilihan yang berdampak pada orang lain. Bila seorang pemimpin meninggalkan kepercayaan pada TUHAN, keputusannya bukan hanya menghancurkan diri sendiri, tetapi juga menghancurkan orang-orang yang ia pimpin.
Bacaan Alkitab hari ini memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara Yerobeam dan Rehabeam—dua pemimpin yang sama-sama gagal dan berakhir dengan kehancuran dan perpecahan kerajaan. Yerobeam berbuat dosa karena ia takut kehilangan wibawa, pengaruh, dan kekuasaan. Ia memakai penyembahan berhala sebagai alat untuk mengendalikan pemerintahan. Ia berusaha menutupi dosanya dengan menyuruh istrinya menyamar untuk menemui Nabi Ahia guna meminta pertolongan bagi anaknya yang sakit (14:1-6). Rehabeam—anak Salomo—memperlihatkan kepemimpinan yang bodoh. Ia kehilangan penghargaan dari rakyatnya karena sikapnya yang memperlihatkan kekerasan hati. Ia membiarkan rakyatnya mendirikan tempat-tempat pengorbanan, tugu-tugu dan tiang-tiang berhala, bahkan mengizinkan pelacuran bakti, yaitu pelacuran sukarela yang dimaksudkan untuk melayani dewa asing (14:23-24). Baik Yerobeam maupun Rehabeam, memperoleh hukuman TUHAN. Yerobeam diberi kesempatan untuk kembali kepada TUHAN, tetapi ia mengabaikan peringatan TUHAN melalui nabi-Nya. Kehidupan Yerobeam merupakan kisah tragis tentang kasih karunia Allah yang ditolak. Meskipun Rehabeam juga menerima hukuman TUHAN, hukuman yang ia terima tidak seberat hukuman yang diterima oleh Yerobeam. Rehabeam kehilangan sebagian besar kerajaannya, tetapi keturunannya tetap menerima bagian dari janji TUHAN kepada Daud.
Sungguh tragis bahwa keagungan, kemegahan, dan keunggulan umat Israel serta Yehuda lenyap dari pandangan dunia hanya dalam satu generasi. Jangan biarkan kegagalan seperti ini terjadi dalam hidup Anda! Bila Anda jatuh dalam dosa, Anda harus segera bertobat! Janganlah kesombongan membuat Anda mempertahankan citra diri seperti yang dilakukan oleh Yerobeam dan Rehabeam. Bila Anda jatuh dalam dosa, akuilah dosa Anda dan mintalah pengampunan dari Tuhan. Apakah Anda masih sering menutupi dosa demi menjaga citra diri Anda? Ingatlah bahwa Tuhan tidak dapat ditipu!