1 Raja-raja 17

Dari Kekurangan Menuju Kelimpahan

25 Januari 2025
GI Tommy Chendana

Nabi Elia menyampaikan pesan penghukuman TUHAN yang sangat serius kepada Raja Ahab, "Demi TUHAN yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau aku mengatakannya." (17:1b). Pesan ini mencerminkan kondisi rohani bangsa Israel yang ‘kering’ karena dosa menyembah Baal. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa TUHAN-lah yang memegang kendali atas segala sesuatu, termasuk cuaca dan musim, bukan dewa-dewa palsu yang disembah oleh bangsa itu.

Nabi Elia menerima perintah TUHAN untuk pergi ke tepi Sungai Kerit. Di sana, ia harus bergantung penuh pada burung gagak yang setiap hari membawa makanan untuknya. Betapa luar biasa cara TUHAN memelihara Elia dan menyediakan segala kebutuhannya, bahkan dalam keadaan yang tampak mustahil. Di tengah kondisi kelaparan dan situasi yang tampaknya seperti sudah tidak ada pengharapan lagi, TUHAN menunjukkan bahwa Dialah sumber segala yang kita perlukan. Kemudian, TUHAN memerintahkan Nabi Elia untuk pergi ke Sarfat—wilayah penyembah dewa Baal—dan ia taat. Di Sarfat, Tuhan mengirim seorang janda miskin yang bukan dari bangsa Israel dan yang sedang berjuang mengatasi kelaparan. TUHAN memakai situasi yang sulit sebagai kesempatan untuk menunjukkan kasih karunia-Nya kepada sang janda itu. Ketaatan Elia dan kepasrahan sang janda membuat kita bisa melihat bahwa TUHAN melampaui segala batasan. Tuhan tidak hanya menyediakan makanan bagi mereka selama masa kekeringan, tetapi Ia juga membangkitkan kembali anak sang janda dari kematian. Ketika sang janda melihat bahwa anaknya hidup kembali, ia berkata kepada Elia, "Sekarang aku tahu bahwa engkau abdi Allah dan firman Tuhan yang kauucapkan itu benar." (17:24). Saat itu, terjadilah transformasi. Pengalaman pribadi mengalami mukjizat Tuhan mengubah hati yang ragu menjadi iman yang kokoh. Hal ini mengingatkan kita bahwa terkadang, TUHAN memakai krisis atau pergumulan untuk menunjukkan kemuliaan-Nya dan memperkuat iman kita.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa Allah selalu hadir dan bekerja dalam setiap keadaan, termasuk di tengah situasi yang tampak sulit dan penuh tantangan. Apakah Anda bersedia meniru Nabi Elia dan janda di Sarfat yang tetap memercayai Allah dalam segala keadaan? Iman bukan tentang apa yang kita lakukan untuk Tuhan, tetapi tentang memercayai bahwa Dia sanggup melakukan hal-hal luar biasa melalui hidup kita. Ketika kita taat, kita membiarkan Tuhan bekerja dengan cara yang tak terduga. Dia adalah Jehovah Jireh—Allah Penyedia yang setia, yang tidak pernah mengecewakan kita.