Setelah mengalami kemenangan besar atas para nabi Baal di Gunung Karmel, Elia justru merasa ketakutan dan putus asa saat menghadapi ancaman Izebel, sehingga ia melarikan diri ke padang gurun dan meminta TUHAN mengambil nyawanya (19:3-4). Dari aspek emosi, Elia mengalami titik terendah dalam hidupnya. Masa kelam yang dialami Elia itu biasa disebut depresi rohani atau kelelahan jiwa (burn-out). Elia merasa gagal dan tak berdaya, seolah-olah semua usahanya membuat umat Israel bertobat tak berguna karena dia tak berdaya melawan pengaruh Izebel. Saat Elia putus asa, TUHAN memperlakukan Elia dengan kelembutan. TUHAN tidak menghakimi saat Elia dalam keadaan lemah, melainkan Ia memenuhi kebutuhan Elia saat itu: yaitu makan dan tidur. Melalui malaikat-Nya, Tuhan memulihkan kekuatan fisik Elia dan memberikan tugas baru. Tuhan tetap mau memakai Elia, walaupun Elia merasa bahwa dirinya sudah tidak berguna.
Dalam teologi Reformed, kita diingatkan bahwa pengalaman Elia adalah bukti bahwa setiap manusia—bahkan yang paling dekat dengan Tuhan pun—dapat mengalami kelemahan dan keputusasaan. Martin Luther, seorang tokoh besar Reformasi Gereja, pernah mengalami masa depresi yang mendalam, yang ia sebut sebagai "Anfechtung", yaitu pencobaan batin yang mengguncang iman. Hal ini mengungkapkan kepada kita kenyataan tentang realitas kerapuhan manusia. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa tidak kebal terhadap kelelahan fisik, mental dan rohani. Berdasarkan pemahaman tentang hal ini, kelemahan manusiawi tidak perlu ditutupi atau dipandang sebagai kekurangan iman. TUHAN bekerja di tengah kelemahan kita, menopang dan memulihkan kita sesuai dengan kasih karunia-Nya. Kasih karunia adalah kunci untuk menghadapi burn-out atau depresi rohani. Seperti yang TUHAN tunjukkan kepada Elia, meskipun Elia merasa sendirian dalam memercayai TUHAN, sebenarnya masih ada ribuan orang yang setia kepada TUHAN. Ketika kita merasa terpuruk, sering kali kita hanya melihat sebagian kecil dari gambaran besar pekerjaan TUHAN. TUHAN sanggup bekerja dengan cara yang jauh melampaui pandangan kita yang terbatas.
Apakah saat ini, Anda sedang mengalami burn-out? Langkah bijak yang bisa Anda ambil adalah mengakui kelemahan, mencari pemulihan fisik dan mental, serta bersandar pada kasih karunia TUHAN. Selain itu, tetaplah terhubung dalam komunitas iman. Tuhan Yesus peduli kepada kita yang burn-out (Matius 11:28-29). Apakah Anda meyakini bahwa Allah selalu bekerja dalam segala peristiwa yang terjadi dalam hidup Anda dan Anda juga meyakini bahwa Allah selalu memiliki rencana yang baik bagi kehidupan Anda?