Kesetiaan Allah dalam mengasihi bangsa pilihan-Nya tidak pernah terpisah dari penghukuman-Nya. Keduanya berjalan bersama demi memastikan kedatangan Sang Mesias dari garis keturunan Yehuda, yang akan duduk di takhta Daud. Pasal ini mencatat bagian kedua dari nubuat nabi Elia tentang penghukuman Allah terhadap keluarga Ahab, yakni bahwa seluruh keturunan Ahab akan dimusnahkan. Yehu, panglima Yoram, menjadi alat Tuhan untuk menghukum keluarga Ahab.
Melalui Elisa dan seorang nabi muda, Allah menubuatkan bahwa Yehu akan menjadi raja Israel. Yehu sadar dan percaya bahwa nubuat Elisa berasal dari Allah dan pasti digenapi. Oleh karena itu, dengan penuh percaya diri, Yehu menantang sisa keturunan Ahab untuk berperang melawan dirinya (10:1-3), tetapi tak ada seorang pun yang berani memihak keluarga Ahab, bahkan para pembesar dan pegawai istana membantu usaha Yehu mengudeta keluarga Ahab, sehingga Yehu dengan mudah memunahkan seluruh keluarga Ahab (10:5-8,17), termasuk mereka yang pernah bersekutu dengan Ahab dan yang pernah turut menikmati kekuasaan Ahab (10:9-15). Langkah Yehu berikutnya adalah menghabisi semua orang Israel yang pernah menyembah Baal, mulai dari para imam baal sampai dengan para simpatisannya. Dengan cerdik, Yehu berpura-pura ingin menyembah Baal yang dipuja Ahab dan menjebak mereka di rumah Baal, lalu memusnahkan mereka semua (10:18-28). Dosa telah menghancurkan iman dan kehidupan rohani bangsa pilihan Allah. Penghukuman Allah melalui tindakan Yehu yang memunahkan keluarga Ahab dan semua orang yang terkait dengan Ahab memberi pesan yang tegas bahwa dosa harus diberantas sampai tuntas.
Sama seperti sulitnya menghancurkan dosa Ahab dan penyembahan berhala di zaman raja-raja, tidak mudah membasmi dosa-dosa yang sudah membudaya dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bangsa dan negara kita hari ini, misalnya budaya korupsi, judi, okultisme, dan sebagainya. Namun, tidak ada pilihan! Budaya yang diwarnai dosa harus diberantas sampai tuntas jika kita menginginkan agar negara kita makin maju dan bangsa kita makin sejahtera (Amsal 14:34).
Apa tugas umat pilihan Tuhan di tengah bangsa Indonesia saat ini?Tugas anak-anak Allah adalah menjadi alat-Nya: bukan sebagai alat penghukuman, melainkan sebagai alat untuk menyatakan kebenaran TUHAN dan kasih-Nya. Melalui doa dan melalui kesaksian hidup yang diwarnai pertobatan dan yang memerangi budaya dosa, kita bisa mendukung upaya pemerintah untuk memberantas budaya dosa di berbagai aspek kehidupan bangsa dan negara kita.