Bacaan Alkitab hari ini membawa kita bergeser dari kisah keluarga Ahab (Israel) ke kisah keluarga Ahazia (Yehuda). Keluarga Ahab telah mengalami penghukuman Allah (pasal 9-10). Sebaliknya, rencana TUHAN yang indah justru dinyatakan atas keluarga Ahazia.
Kisah dalam pasal ini masih berkaitan dengan pembunuhan Raja Ahab (kerajaan Israel) dan Raja Ahazia (kerajaan Yehuda) oleh Yehu (9:27). Kematian Raja Ahazia membuat Atalya (anak Ahab; seorang penyembah Baal) berambisi untuk memerintah kerajaan Yehuda (11:1). Dengan ganas, ia membantai semua keturunan Raja Ahazi—cucunya sendiri—sebagai upaya untuk mengamankan posisinya sebagai penguasa Yehuda. Upaya pemusnahan seluruh keturunan Daud ini adalah serangan langsung terhadap rencana penebusan Allah melalui Mesias dari garis keturunan Daud (lihat 2 Samuel 7:11,16). Akan tetapi, walaupun manusia jahat seperti Atalya bisa memiliki rencana, Tuhan tetap memegang kendali dan menentukan hasil akhir. Dalam kuasa pemeliharaan Allah atas takhta Daud, salah satu anak Ahazia—yakni Yoas—terhindar dari pembantaian yang dilakukan oleh Atalya. Secara dramatis, seorang tante dari anak-anak Ahazia menyembunyikan Yoas dan inang penyusunya ke dalam gudang, sehingga Yoas menjadi satu-satunya keturunan Ahazia yang lolos dari pembunuhan Atalya. (11:2)
Selama enam tahun pemerintahan Atalya, kerajaan Yehuda menyembah berhala. Akan tetapi, selama selang waktu itu, Allah melindungi dan memelihara Yoas (11:2b-3). Akhirnya, melalui imam Yoyada, Allah mengurapi Yoas menjadi raja Yehuda pada usia tujuh tahun (11:4-12, 21). Penobatan Yoas sebagai raja mengakhiri kekuasaan Atalya (13-16), sekaligus membawa perubahan dalam kehidupan rohani rakyat kerajaan Yehuda, yakni berhenti dari pemujaan kepada Baal dan beralih pada penyembahan kepada Allah Israel (12,17-20).
Ketika kondisi hidup kita atau kondisi bangsa kita tampak buruk, seperti tanpa pengharapan, banyak orang Kristen yang mempertanyakan pertolongan Tuhan dan meragukan kuasa pemeliharaan Tuhan. Padahal, di saat seperti itu, sesungguhnya, Tuhan terus bekerja seperti yang dilakukan-Nya ketika rakyat Yehuda dan Yoas menanti selama enam tahun sebelum Allah menobatkan Yoas menjadi raja dan memulihkan kehidupan rohani bangsa Yehuda. Pasal ini mengajarkan bahwa rencana TUHAN bukanlah rencana manusia. Rencana TUHAN tidak pernah gagal dan tidak pernah terlambat. Apakah Anda selalu meyakini bahwa rencana Tuhan selalu merupakan rencana yang terbaik dan terindah, meskipun kita sering harus menanti waktu terwujudnya rencana tersebut?