Tak sedikit pemimpin yang memulai masa tugasnya dengan baik, tetapi mengakhirinya dengan buruk. Kursi kekuasaan dan berbagai keistimewaan yang dinikmati dapat membuat seorang pemimpin terlena dan melupakan tujuan dan nilai-nilai kepemimpinannya yang mula-mula, bahkan melupakan Tuhan. Pada saat situasi bangsa dan kondisi rakyat dalam keadaan genting, ia bisa memilih untuk lebih mengutamakan harta dan kekuasaan daripada mencari TUHAN dan mengutamakan kepentingan rakyat. Itulah yang terjadi pada raja Yoas.
Pasal ini mencatat Yoas sebagai raja yang takut akan TUHAN dan melakukan hal-hal baik selama 40 tahun ia berkuasa (12:1-2). Salah satunya adalah kegigihannya merenovasi rumah TUHAN yang sudah rusak (12:4-5). Semula, ia memercayakan renovasi kepada para imam. Namun, tampaknya praktik korupsi terjadi di antara para imam, sehingga proyek renovasi rumah TUHAN terabaikan (12:6-8). Akhirnya, Raja Yoas dan Imam Yoyada turun tangan untuk mengatur sistem pengumpulan uang persembahan dari rakyat (9-10). Tindakan Yoas yang penuh hikmat terlihat dalam caranya mengelola penggunaan uang persembahan itu. Uang untuk renovasi diberikan kepada para pekerja, sedangkan uang yang menjadi bagian imam tetap diserahkan kepada para imam (12:11-16).
Sayang sekali, ketaatan Yoas kepada TUHAN tidak utuh. Ia membiarkan sebagian rakyatnya beribadah di bukit-bukit pengurbanan (12:3). Yang paling parah, ia tidak bersandar pada TUHAN saat Yerusalem menghadapi ancaman pasukan Hazael, raja Aram. Ia menggunakan uang persembahan dan semua harta yang telah terkumpul di bait Allah sejak raja-raja sebelum dia, termasuk semua harta di istananya, untuk menyogok Hazael, agar pasukannya batal menyerang Yerusalem (12:17-18). Hidup Raja Yoas dan kekuasaannya berakhir dengan tidak baik: Ia dibunuh oleh para pegawainya sendiri (12:19-21). Yoas memulai pemerintahannya dengan benar, tetapi sikapnya tidak konsisten, sehingga ia gagal menyelesaikan tugas kepemimpinannya dengan baik.
Jabatan atau peran kepemimpinan apa yang saat ini TUHAN percayakan pada Anda, baik di rumah maupun di luar rumah? Untuk bisa memulai dan menyelesaikan peran kepemimpinan dengan benar, teruslah bersandar pada Tuhan dalam doa dan dalam ketaatan pada firman-Nya! Doakan agar lebih banyak pemimpin bangsa kita yang konsisten pada motivasi dan tujuan mulia kepemimpinan yang mula-mula: yakni kepemimpinan yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok.