Raja Ahas, putra Raja Yotam, tidak beriman seperti ayah dan leluhurnya (16:2). Ia hidup seperti para raja Israel yang menyembah berhala, bahkan ia meniru ritual jahat yang mereka lakukan (16:3-4). Namun, karena ia keturunan Daud, TUHAN tetap menyatakan anugerah-Nya dengan melepaskan dia dari kepungan musuhnya (16:5). Bukannya mensyukuri pertolongan TUHAN, Raja Ahas justru berkanjang dalam dosa melalui persekutuan dengan bangsa Asyur. Dengan lancang, ia mengambil harta di Bait Allah sebagai upeti bagi raja Asyur (16:7-9). Secara kurang ajar, ia menyingkirkan mezbah untuk ibadah kepada TUHAN dan mendirikan mezbah yang meniru bentuk mezbah berhala di Damsyik, serta mulai mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa yang disembah orang Asyur (16:10-14). Ia memerintahkan perombakan di Bait Allah yang secara simbolis memutuskan hubungan antara umat Yehuda dengan Allah Israel (16:15-18).
Tindakan Ahas sangat jahat karena ia sengaja menyangkal Tuhan dan menolak mengakui kedaulatan TUHAN atas dirinya maupun bangsanya. Dengan sadar, ia memalingkan diri dari Allah dan memandang raja Asyur sebagai sumber pertolongan, dan dewa-dewi Asyur sebagai sandaran. Pasal ini ditutup dengan Hizkia yang naik takhta menggantikan Ahas. Kelak, Hizkia akan mengembalikan pusat kehidupan rohani bangsa Yehuda kepada Allah Israel (16:20).
Lahir dan dibesarkan di lingkungan Kristen bukan jaminan bahwa kita akan setia mengikut Tuhan Yesus. Anak-anak Allah yang terus bermain-main dengan dosa atau berhala suatu saat akan mendapati diri mereka sudah meninggalkan TUHAN dan terbelenggu oleh kuasa Si Jahat. Tanpa perjumpaan dan pengenalan pribadi dengan TUHAN, kita tidak akan memiliki iman yang sejati. Iman yang sejati akan membangkitkan kesadaran bahwa kita adalah orang berdosa yang selamanya membutuhkan anugerah pengampunan dan keselamatan. Orang seperti ini tidak mengandalkan apa pun selain Tuhan. Ia selalu mengakui bahwa Tuhanlah sumber pertolongan satu-satunya dan bahwa Tuhan juga dapat menggunakan orang lain sebagai agen pertolongan-Nya. Apakah Anda sudah memiliki tanda-tanda iman sejati?