Keadaan Kerajaan Yehuda sangat buruk pada zaman Manasye dan Amon, dua raja yang jahat (pasal 21). Akan tetapi, Tuhan memelihara keturunan Daud dan melindungi takhta Daud. Meskipun Manasye dan Amon menjerumuskan rakyat Yehuda ke dalam penyembahan berhala yang paling parah, Tuhan memelihara janji-Nya kepada Daud, sehingga setelah Amon terbunuh, rakyat Yehuda mengembalikan takhta kerajaan kepada Yosia yang masih berumur delapan tahun.
Sejak menjadi raja, Yosia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, yakni hidup seperti Daud, setia kepada TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan, sesuai dengan Taurat Musa (22:2, 23:25). Yosia memakai waktu sedikitnya enam tahun untuk mereformasi bangsa Yehuda secara rohani. Meskipun masih muda, Yosia punya nyali menghancurkan semua patung berhala, bukit pengorbanan, imam dewa asing, pelacur bakti, penenun kain sarung Asyera, para pemanggil arwah, pemanggil roh peramal, dan sebagainya. (23:4-20,24). Semua dosa dan kejijikan itu adalah hasil gabungan dosa semua pemimpin Yehuda sebelum Yosia, mulai dari Salomo sampai hampir semua raja Yehuda. Dosa Yehuda sangat parah karena semua kotanya penuh dengan berhala, bukit pengorbanan, serta darah anak-anak dan orang yang tidak bersalah. Yosia membacakan kitab Taurat bagi rakyat Yehuda, lalu mengadakan perjanjian dengan Tuhan untuk menaati perintah-perintah-Nya dengan segenap hati dan jiwa (23:2-3). Lalu, raja Yosia merayakan kembali Paskah bersama seluruh umat (23:21-23). Meskipun demikian, akhirnya, TUHAN tetap akan menghukum Yehuda, sama seperti Ia telah menghukum Israel. Hal itu terjadi karena dosa-dosa yang sangat keji yang telah dilakukan kakek Yosia (23:26-27) serta karena pertobatan Yehuda bukan pertobatan sejati, melainkan hanya "sebatas kulit". Nabi Yeremia menceritakan bahwa umat Yehuda di zaman Yosia sudah merasa cukup dengan diaktifkannya kembali ibadah di Bait Suci. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, mereka masih melakukan kejahatan dan ketidakadilan (Yeremia 7:1-10). Buktinya, segera sesudah Yosia wafat, Yehuda kembali dipimpin oleh raja yang jahat dan seluruh rakyat kembali berbalik pada berhala dan ibadah kafir yang telah susah payah diberantas oleh Yosia (23:31-32).
Pertobatan semu hanya mengubah perilaku, tidak menyentuh hati. Pada akhirnya petobat semu akan kembali berkanjang dalam dosa-dosa lamanya. Sebaliknya, pertobatan sejati itu mengubah hati, yakni hati yang semakin menyadari dirinya orang berdosa, semakin menyadari Allah mengasihinya sehingga ia semakin membenci dosa dan semakin mengasihi Allah. Sudahkah pertobatan sejati ini Anda alami?