Amsal 19 kembali menampilkan tipikal orang yang dibahas di Amsal 18. Baik orang yang memilih jalan hidup bijaksana maupun yang memilih jalan hidup dalam kebodohan, masing-masing akan menuai akibatnya. Orang miskin maupun orang kaya dapat memiliki hidup yang berkualitas, asalkan ia hidup bergaul akrab dengan TUHAN serta berperilaku bersih dan benar (19:1,13,14,22). Orang yang bijak akan menuai kebahagiaan dan pengertian bila ia mengejar pengetahuan dengan rajin (19:2,8). Ia akan bertumbuh menjadi pribadi yang sabar dan mudah mengampuni (19:11), suka mendengar nasihat firman TUHAN dan terbuka menerima keputusan-Nya, serta bijak menata kehidupannya (19:16,22,25). Orang yang murah hati dan suka memberi akan disukai banyak orang dan punya banyak teman (19:6), dan TUHAN berjanji akan membalas dengan kemurahan-Nya (19:17). Orang yang bodoh dan bebal akan membuahkan kesesatan dan kesusahan (19:3,10). Seorang penipu akan menuai hukuman di pengadilan dunia berupa pukulan di punggung, serta hukuman di penghakiman akhir berupa kebinasaan (19:5,9,28,29). Kehidupan seorang pemarah dikendalikan oleh emosi—digambarkan seperti auman singa, 19:12—dan sulit berubah karena ia menolak nasihat dan teguran, bahkan sekalipun ia dikenai denda (19:19). Seorang pemalas yang lamban dan tidur berlebihan akan menderita kekurangan, bahkan memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari pun sulit (19:15,24).
Takut akan TUHAN akan mendatangkan rasa cukup dan puas serta rasa damai dan aman karena dijauhkan dari malapetaka (19:23). Kolektor Amsal mengimbau para orang tua untuk mendidik dan mengasuh anak-anak selagi ada harapan, mengingat akibat dosa sangat mematikan (19:18). Orang tua harus bijak dan menggunakan cara yang tepat, bahkan bila perlu menggunakan cara yang tegas dan keras (19:25-27). Pola pengasuhan: (1) dimulai dengan meletakkan dasar firman; (2) mendidik dan mengajarkan pedoman; (3) memperingatkan dan mengulangi pedoman; (4) diakhiri dengan menerapkan disiplin dan menegakkan pedoman. Setiap langkah pengasuhan anak yang alkitabiah, dapat kita temukan—baik teori maupun contoh-contoh praktisnya—dalam Kitab Amsal.Dunia tempat kita hidup telah jatuh dalam dosa, dan akibat dosa selalu menyertai setiap tindakan dosa. Syukur bahwa iman kepada Kristus membuat setiap orang percaya memperoleh pengharapan dari kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Kapan Anda mengalami pengalaman rohani "mati" atas dosa dan menerima kuasa untuk "bangkit" atau menang atas dosa? Apa yang Anda lakukan agar Anda tetap berada dalam keadaan "takut akan TUHAN"?