Bila kita ingin menyesuaikan hidup kita dengan kehendak Allah, ada dua hal yang perlu kita lakukan: Pertama, kita harus berusaha mengetahui kehendak Allah. Secara umum, kehendak Allah bisa kita baca di dalam firman-Nya. Akan tetapi, kita harus sadar bahwa firman Allah—yaitu Alkitab—tidak disusun secara sistematis seperti Kitab Undang-undang atau seperti buku pelajaran sekolah. Walaupun ada bagian Alkitab yang disusun sebagai kumpulan ajaran atau kumpulan nasihat, pada umumnya, kita perlu memperhatikan konteks ayat-ayat Alkitab yang kita baca agar kita tidak salah menafsir apa yang Allah maksudkan. Bisa dikatakan bahwa secara umum, kita harus berusaha mengenal kehendak Allah dengan cara memperhatikan bagaimana Allah bertindak dalam sejarah. Ingatlah bahwa tindakan Allah mencerminkan kehendak Allah. Kedua, kita harus berusaha mengikuti pimpinan Roh Kudus. Roh Kudus memiliki rencana dan kehendak. Akan tetapi, Roh Kudus ingin agar kita mengikuti kehendak-Nya secara suka rela, bukan secara terpaksa. Kita akan mengikuti kehendak Allah secara sukarela bila hidup kita dipenuhi Roh Kudus. Bacaan Alkitab hari ini menjelaskan tentang konsep penuh dengan Roh Kudus melalui perbandingan dengan kondisi mabuk oleh anggur. Orang yang mabuk oleh anggur akan melakukan tindakan yang dilandasi oleh dorongan anggur. Dorongan anggur adalah dorongan yang berdasarkan hawa nafsu dan yang dilakukan tanpa kesadaran. Orang yang penuh dengan Roh adalah orang yang memberi dirinya dikuasai oleh Roh Kudus, sehingga ia melakukan tindakan yang sesuai dengan kehendak Allah. Perlu diingat bahwa Roh Kudus tidak menghilangkan kesadaran kita. Kepekaan terhadap kehendak Allah—yang dilandasi oleh pengenalan akan kehendak Allah yang terlihat dari tindakan Allah dalam sejarah—disertai dengan kesediaan untuk dipimpin oleh Roh Kudus akan membuat hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus. Kisah Para Rasul memberikan berbagai contoh tentang bagaimana Roh Kudus membangkitkan keberanian dan menganugerahkan kuasa untuk bersaksi, menjaga kekudusan jemaat, serta mengarahkan misi.
Apa yang menjadi pendorong bagi semua tindakan Anda: pimpinan Roh Kudus atau keinginan yang dilandasi hawa nafsu Anda? Apakah Anda sebagai pribadi dan gereja sebagai komunitas tempat Anda beribadah telah sungguh-sungguh berusaha mengikuti pimpinan Roh Kudus? Apakah gereja Anda telah secara aktif melaksanakan misi sesuai dengan pimpinan Roh Kudus? Apakah gereja Anda telah bersungguh-sungguh mengikuti pimpinan Roh Kudus untuk menjaga kesucian dalam kehidupan bergereja?