Kata cawan di dalam Alkitab sering merupakan kiasan untuk menyatakan murka Allah. Yesaya 51:17 berbunyi, "Terjagalah, terjagalah, bangunlah, hai Yerusalem, hai Engkau yang telah meminum dari tangan TUHAN isi piala luapan murka-Nya, engkau yang telah meminum, menghirup habis isi cawan yang memusingkan!" Cawan murka yang lain adalah yang disebut oleh Tuhan Yesus di Lukas 22:42, "Ya Bapa, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku. Tetapi, jangan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi." Tuhan Yesus meminta agar bila ada alternatif, cawan murka Allah itu diambil dari diri-Nya, karena cawan murka Allah itu sangat mengerikan. Cawan murka itu adalah amarah Allah yang meluap-luap yang ditujukan kepada orang-orang berdosa. Akan tetapi, cawan murka itu ditimpakan kepada Yesus Kristus. Bayangkan betapa mengerikan menanggung amarah dari Allah yang Kudus itu!
Dalam bacaan Alkitab hari ini, cawan atau piala murka Allah ditujukan kepada Yerusalem dan kota-kota Yehuda dengan raja-raja dan para pemukanya; Firaun serta pegawai, pemuka, dan rakyat Mesir; semua orang asing dari berbagai bangsa; semua raja negeri Us, semua raja Filistin; Edom, Moab, Amon; semua raja Tirus, semua raja Sidon, raja-raja tanah pesisir di seberang laut; Dedan, Tema, Bus, dan semua orang yang mencukur rambut di tepi kepalanya; semua raja Arab dan semua raja yang tinggal di padang gurun; semua raja Zimri, semua raja Elam, semua raja Madai; semua raja di Utara, bahkan sampai semua kerajaan yang ada di muka bumi, termasuk raja Sesakh (25:18-26). Tidak ada bangsa yang luput dari murka Allah! Semua bangsa ada karena Allah, dan seharusnya memuliakan Allah! Kenyataannya, bangsa-bangsa yang ada saat itu tidak menghormati Allah, tetapi menyembah berhala dan melakukan berbagai macam kejahatan. Mungkin ada orang yang bertanya, "Mengapa Allah begitu pemarah? Apakah Allah dalam Perjanjian Lama berbeda dengan Allah dalam Perjanjian Baru yang kita kenal dalam Yesus Kristus sebagai Allah yang penuh kasih? Apakah ada dua Allah yang berbeda?" Pertanyaan tersebut muncul karena Alkitab tidak diperhatikan dengan teliti. Alkitab mengajarkan bahwa Allah telah menunjukkan kesabaran kepada bangsa-bangsa yang berbuat jahat sampai ratusan tahun lamanya dengan maksud agar mereka bertobat, tetapi bangsa-bangsa itu tidak kunjung bertobat. Allah bahkan mengutus para nabi-Nya untuk memberi peringatan, misalnya Nabi Yunus yang diutus kepada bangsa Asyur yang ibu kotanya di Niniwe. Murka Allah akan ditimpakan kepada semua bangsa! Apakah Anda telah menyambut kesempatan untuk bertobat? apakah Anda bersedia meninggalkan dosa?