Akhir Hidup Manusia
Kamis, 2 Oktober 2025
Bacaan Alkitab hari ini:
Yeremia 34
Siapa yang mengetahui akhir hidup seseorang? Tidak ada yang tahu! Hanya Allah Sang Pencipta—yang memutuskan akhir hidup kita—yang tahu apa yang akan terjadi di akhir hidup kita. Ada orang yang berharap agar umurnya tidak terlalu panjang, "hidup sampai umur 70 tahun cukuplah," katanya. Namun, harapan seperti itu belum tentu terwujud. Orang yang berharap bahwa hidupnya tidak terlalu lama bisa saja umurnya sangat panjang. Sebaliknya, orang yang berharap berumur panjang mungkin saja tidak bisa mencapai usia paruh baya. Hidup manusia yang fana (tidak kekal) itu singkat dan merupakan misteri.
Zedekia adalah raja yang tidak saleh, bahkan jahat dan tidak takut akan Allah (2 Raja-raja 24:18-19). Dalam 2 Tawarikh 36:12-13, dicatat bahwa Raja Zedekia tidak mau merendahkan diri di hadapan Nabi Yeremia yang membawa pesan TUHAN. Ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar. Ia menegarkan tengkuknya, mengeraskan hatinya, dan tidak mau berbalik kepada TUHAN, Allah Israel. Namun, dalam bacaan Alkitab hari ini, melalui nabi Yeremia, Allah menyampaikan nubuat bahwa Raja Zedekia tidak akan mati oleh pedang, melainkan akan mati dalam damai, dan orang akan menyalakan api bagi dia dan meratapi dia dengan mengatakan, "Aduh, Tuan!" (34:4-5). Dalam 2 Raja-raja 25:5-7, dicatat bahwa Raja Zedekia ditangkap waktu tentara Babel menyerang Kerajaan Yehuda. Anak-anaknya disembelih di depan matanya sendiri, lalu mata Zedekia dibutakan. Ia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel. Ternyata bahwa Raja Zedekia yang jahat itu tidak langsung dibunuh, sedangkan Raja Yosia—yang hidup saleh dan takut akan TUHAN—mati oleh pedang saat bertempur melawan Firaun Nekho—raja Mesir—di Megido (2 Raja-raja 23:29). Akhir hidup manusia tidak bisa diperkirakan!
Banyak orang yakin bahwa orang yang baik akan mendapat hal-hal yang baik pula. Padahal, firman Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa orang saleh akan selalu mengalami hal yang baik dalam hidup ini. Kenyataannya, orang saleh justru sering menderita dan mengalami hal-hal buruk; orang yang sabar sering diremehkan dan diperlakukan buruk; dan orang yang rajin sering dibebani banyak tugas. Sebaliknya, orang yang berkarakter buruk banyak yang hidup nyaman. Ada orang yang malas—tiap hari hanya rebahan, makan minum, dan bermain hp—tetapi sering mendapat rejeki dan bisa hidup berkecukupan. Apakah Anda merasa iri saat melihat orang yang berkarakter buruk mendapat hal-hal baik di mata dunia? Bagi Anda, mana yang paling penting: Meraih kesuksesan duniawi atau memiliki pengharapan bahwa saat Anda bertemu dengan Kristus, Anda disebut sebagai hamba yang setia?