Senin, 16 Maret 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 89
“Janji-janji tinggal janji, bulan madu hanya mimpi, janji-janji tinggal janji di bibirmu.” Kutipan lagu ini merupakan ungkapan kekesalan seorang wanita terhadap kekasihnya yang telah mengingkari janji. Itulah janji manusia, janji yang tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Janji yang dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Janji manusia berbeda dengan janji Allah. Sekali Allah berjanji, maka perjanjian-Nya itu tetap untuk selama-lamanya. Janji seperti itulah yang diberikan Allah kepada Daud. Allah pernah berjanji kepada Daud untuk menegakkan anak cucunya, mengokohkan kerajaannya turun temurun.
Mazmur ini adalah doa yang berkenaan dengan kebinasaan Yerusalem dan jatuhnya keturunan Daud, serta janji Allah bahwa anak cucu Daud tetap ada untuk selama-lamanya (89:30, 35-38; bandingkan dengan 2 Samuel 7:8-16). Sekalipun Allah telah menghukum Israel karena dosa-dosa mereka, namun Allah tetap menepati janji-Nya, lebih daripada itu, janji tersebut Ia genapi melalui Yesus Kristus, yang berasal dari keturunan Daud, dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan (Luk 1:31-33).
Janji Allah adalah kekal dan layak untuk dipercaya. Renungkanlah berapa banyak anak-anak Tuhan yang tidak bisa mempercayai Allah dalam kehidupan mereka, padahal janji terbesar—yakni keselamatan kekal—sudah kita terima melalui kematian Putera-Nya—Yesus Kristus—di kayu Salib. Jikalau Allah rela memberikan Yesus Kristus sebagai jaminan hidup kekal bagi kita, maka janji yang lain juga pasti akan ditepati-Nya sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk tidak berpegang kepada janji Allah karena janji-Nya ya dan amin. [YU]
Mazmur 62:9
”Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat,
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;
Allah ialah tempat perlindungan kita”.