Kembali Merenungkan PASKAH
Bagi orang Yahudi, Paskah adalah salah satu hari raya utama yang sangat mendalam artinya. Sebutan “Paskah” berasal dari kata Ibrani Pesakh, yang berasal dari kata kerja yang artinya “melewati” dengan makna “menyelamatkan” (Keluaran 12:13, 27, dan seterusnya). Melalui perayaan Paskah, bangsa Israel memperingati pembebasan dari penderitaan panjang ketika harus berada di Mesir selama kurang lebih 430 tahun dan melakukan kerja paksa di sana. Di bawah kepemimpinan Musa, mereka keluar dari Tanah Mesir dan mengecap kemerdekaan, mengecap kebebasan dari perbudakan Mesir. Ini adalah sebuah peristiwa besar, bukan hanya karena mereka bebas secara fisik, tetapi juga karena peristiwa pelepasan ini menunjukkan bahwa mereka memiliki Allah yang peduli dan yang bertindak membebaskan umat-Nya. Sebelum peristiwa pembebasan itu terjadi, Allah menimpakan tulah berupa kematian anak sulung bangsa Mesir, tetapi anak sulung bangsa Israel dilepaskan dari malaikat maut yang hendak mencabut nyawa mereka dengan mengoleskan darah domba di tiang pintu rumah mereka. Paskah yang diperingati hingga di zaman Tuhan Yesus itu memiliki makna baru ketika Tuhan Yesus sendirilah yang mengurbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia dari perbudakan yang lebih menakutkan dari perbudakan orang Mesir, yaitu perbudakan dosa. Cakupan pengorbanan Tuhan Yesus lebih luas dari hanya keselamatan bagi orang Yahudi saja, karena keselamatan itu mencakup setiap orang yang percaya kepada pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib untuk menebus dan menyelamatkan manusia berdosa.
Paling tidak, PASKAH bagi kita saat ini mencakup dua tema besar, yaitu ketaatan Yesus Kristus untuk menjalankan misi penyelamatan yang sudah dirancangkan Allah bagi keselamatan umat manusia serta kemenangan-Nya atas maut. Perjumpaan diri kita secara pribadi dengan Tuhan Yesus yang telah mati dan bangkit akan memulihkan hubungan pribadi kita dengan-Nya dan mendorong kita untuk melayani Dia, yaitu dengan menggembalakan domba-domba-Nya serta mengikuti Dia dengan setia sampai pada kesudahannya. Melalui 8 renungan berikut ini, kita diajak untuk kembali merenungkan peristiwa PASKAH yang dimulai dengan “Perjamuan Terakhir”, kemudian melalui rangkaian peritiwa “Penangkapan”, “Aniaya”, “Salib”, “Kematian”, “Ada dalam Kubur”, serta “Hidup Kembali”, dan diakhiri dengan Perjumpaan yang Memulihkan untuk lebih menghayati ketaatan dan kemenangan-Nya. Perhatikan bahwa rangkaian peristiwa yang diawali dengan huruf “P-A-S-K-A-H” diapit oleh Perjamuan Terakhir (Last Supper) dan Perjumpaan yang Memulihkan. Amin! [MS]
Masa Sengsara
Minggu, 29 Maret 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 13:1-38
Bacaan Alkitab hari ini adalah bagian dari rangkaian “pesan perpisahan” Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya di dunia ini yang tercatat dalam Injil Yohanes 13-17. Sebagai Guru dan Sahabat bagi murid-murid-Nya, Tuhan Yesus tidak mau melewatkan sedetik pun tanpa memberikan pesan bagi murid-murid-Nya sebagai persiapan menghadapi situasi saat Ia tidak bersama-sama dengan mereka lagi. Ia tahu bahwa waktu-Nya sudah tiba, yaitu waktu untuk menjalankan misi penyelamatan umat manusia, misi yang membawa-Nya turun dari Surga yang mulia menjadi manusia yang hina, misi yang membuat Ia datang ke dunia ini. Sambil menikmati makan Paskah, tidak disadari oleh para murid Tuhan Yesus bahwa malam itu merupakan acara makan Paskah yang terakhir bersama Sang Guru di dunia ini, Tuhan Yesus memberi khotbah perpisahan yang diikuti dengan sebuah tindakan kerendahan hati, yaitu membasuh kaki para murid-Nya dan mendoakan mereka. Dalam peristiwa ini, Yesus Kristus benar-benar memberikan teladan sebagai seorang Hamba yang melayani. Bukan hanya itu, Yesus Kristus juga berpesan agar murid-murid-Nya saling mengasihi karena hanya kasihlah yang dapat menjadi kesaksian bagi mereka yang belum percaya. Karena kasihlah orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah murid Kristus. Kasihlah yang membedakan orang percaya dengan mereka yang belum percaya.
Saling melayani dan saling mengasihi adalah pesan Yesus Kristus yang terakhir. Pesan itu pula yang Ia sampaikan sambil mempersiapkan diri kita memperingati Kesengsaraan dan Kebangkitan-Nya pada tahun ini. Yesus Kristus yang adalah Guru dan Tuhan telah memberi teladan untuk kita tiru. Marilah dengan rendah hati kita melayani satu dengan yang lain serta marilah kita saling mengasihi agar orang tahu bahwa kitalah umat-Nya (Yohanes 13:35)! [MS]
Yohanes 13:15
“...sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”