Sabtu, 22 Februari 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 63-64
Sapaan Tuhan sebagai Bapa adalah sapaan yang kurang populer dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menekankan bahwa diri-Nya harus dihormati, harus ditakuti, dan harus disembah. Selain itu, dalam pengalaman bangsa Israel yang dibuang ini, Tuhan menegaskan bahwa diri-Nya tidak boleh diduakan. Hanya Dialah satu-satunya Allah yang boleh disembah. Akan tetapi, sebenarnya dalam PL pun, Tuhan menunjukkan bahwa Dia berkenan pada keakraban dengan umat-Nya. Dalam bacaan hari ini, Nabi Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan berkenan disapa sebagai Bapa (63:16; 64:8) karena Dialah Penebus dan Pencipta manusia. Kenyataan ini menggambarkan sisi Tuhan yang ingin berada dekat dengan manusia. Dalam sapaan itu, Tuhan menegaskan bahwa kita bisa datang mendekat kepada-Nya dengan tidak perlu merasa takut. Seperti itulah Tuhan kita! Di satu sisi, Dia menuntut penghormatan, penyembahan yang penuh dari umat-Nya karena Dia berhak menerima hal itu. Di sisi lain, Dia menebus umat-Nya agar umat-Nya dapat menikmati kasih-Nya yang berlimpah, sehingga kita bisa memanggil Dia sebagai “Bapa kami”.
Seringkali kita kurang menikmati keakraban yang Tuhan sediakan bagi kita. Kita lebih mudah mengingat bahwa Dia adalah Tuhan yang kudus, yang harus kita hormati. Kita mungkin saja lupa bahwa Dia juga berkenan bila kita memanggilnya sebagai “Bapa”—sapaan yang menggambarkan hubungan yang akrab dan dekat. Dalam sapaan itu, Tuhan tetap menuntut penghormatan kita karena Dia tetap berhak untuk dihormati sebagai Bapa. Apakah Anda bisa menikmati keakraban dengan Tuhan sambil tetap menghormati Dia?
Roma 8:15
“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan
yang membuat kamu menjadi takut lagi,
tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru, ‘ya Abba, ya Bapa!’ ”