Minggu, 14 Juni 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 120-123
Mazmur 120-134 dinamakan sebagai nyanyian ziarah. Ada dugaan bahwa sebutan “nyanyian ziarah” itu menunjukkan bahwa mazmur-mazmur tersebut biasa dinyanyikan oleh bangsa Israel ketika mereka berjalan secara beriringan menuju ke Yerusalem pada hari-hari besar keagamaan. Bagi orang Yahudi pada masa lampau, mereka beranggapan bahwa Yerusalem adalah tempat Allah berdiam. Oleh karena itu, perjalanan jauh yang mereka tempuh merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengingat pertolongan Allah pada masa lampau. Mengingat pertolongan Allah pada masa lampau (seperti yang digambarkan dalam Mazmur 120) penting untuk terus mempertahankan pengharapan kepada pertolongan Allah pada masa kini (Mazmur 121 dan 123).
Pengharapan kita terhadap pertolongan Allah pada masa kini juga dikuatkan melalui kebersamaan umat Tuhan dalam ibadah (122:1-4). Bagi Raja Daud—penulis Mazmur 122—Yerusalem bukan hanya pusat ibadah (tempat rumah TUHAN, tetapi juga pusat pemerintahan. Yerusalem bukan hanya tempat untuk mendapatkan berkat, tetapi juga tempat untuk memperoleh keadilan (122:5). Walaupun saat ini sudah tidak ada lagi pemerintahan keturunan Raja Daud secara fisik, kita tetap bisa mencari keadilan dengan datang kepada Allah. Bila pada masa lampau, Yerusalem adalah tempat yang dipilih Allah untuk berdiam di sana, saat ini Allah bisa ditemui di mana saja. Kita tidak perlu lagi berziarah ke Yerusalem untuk bertemu dengan Allah. Berkat dan keadilan bersumber dari Allah sendiri. Mencari berkat dan keadilan bukan kepada Allah hanya memunculkan kesombongan dan keinginan untuk membalas. Bila kita meletakkan pengharapan kita kepada Allah, kita akan menjalani hidup ini dengan damai sejahtera yang datang dari Allah! [P]
Mazmur 121:1-2
”Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”