Jumat, 19 Juni 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Yakobus 2
Anda beriman? Jangan senang dulu karena setan pun memiliki iman. Jadi, seperti apakah iman kita? Apakah iman kita seperti iman si setan? Atau, apakah iman kita adalah iman yang sejati? Bagaimana menguji iman kita? Itulah yang Yakobus ingin agar kita pikirkan dengan baik-baik dalam pasal 2.
Iman setan adalah iman yang mati. Artinya, setan percaya akan adanya Allah (2:19), tetapi iman itu tidak berdampak apa pun dalam hidupnya. Berhati-hatilah bila iman kita tidak berdampak atau tidak dirasakan akibatnya oleh orang-orang di sekeliling kita. Apakah dampak iman? Dalam 2:1-16, Yakobus mengaitkan dampak iman dengan keseharian. Ketika berhubungan dengan orang-orang di sekeliling Anda, bagaimana cara Anda memandang mereka? Apakah Anda membeda-bedakan cara Anda berkata-kata, bertindak, atau berhubungan dengan seseorang berdasarkan tampak luar orang itu (2:1)? Apakah kasih mendasari hubungan Anda dengan orang lain (2:8)? Iman yang hidup adalah iman yang diekspresikan melalui sikap penuh perhatian dan tindakan mewujudkan kasih terhadap sesama (2:15-16).
Dampak lain dari iman adalah tindakan ketaaatan mutlak pada Allah, yaitu sikap yang tidak mementingkan diri sendiri, tetapi mengutamakan Allah. Ayat 21-26 menegaskan hal ini, khususnya catatan tentang iman Abraham yang membuat dia bersedia mempersembahkan Ishak, anak tunggalnya. Mempersembahkan ishak berarti mempersembahkan masa depan. Ishak adalah segala-galanya bagi Abraham. Saat mempersembahkan Ishak, Abraham menunjukan iman yang menomorsatukan Tuhan. Allah adalah segala-galanya bagi Abraham! [TE]
Yakobus 2:17,20
“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang,
bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?”