Rabu, 05 Agustus 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Yehezkiel 44:4-31
Adanya berbagai peraturan menyangkut peribadatan bangsa Israel itu diperlukan supaya bangsa Israel sungguh-sungguh memahami bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah yang kudus, artinya terpisah dari umat manusia. Allah tidak boleh disamakan dengan manusia. Manusia tidak bisa sembarangan menjalin relasi dengan Allah, melainkan Allahlah yang menentukan batasan-batasan. Kekudusan Allah itu harus dihormati. Pelanggaran terhadap kekudusan Allah itu diancam dengan hukuman mati! Dalam sejarah bangsa Yehuda, jelas bahwa Allah selalu murka bila umat-Nya berkompromi dan mencampurkan ibadah kepada Allah Israel dengan ibadah kepada ilah-ilah lain. Orang-orang Lewi, khususnya para imam, harus menjaga kekudusan bait Allah. Mereka harus menjalankan aturan main secara ketat. Mereka tidak boleh melibatkan orang asing dalam ibadah Israel.
Saat Tuhan Yesus wafat di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, batas antara suku Lewi dan suku yang lain serta antara bangsa Israel dan bangsa asing ditiadakan. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa umat Allah pada masa kini boleh bersikap sembarangan kepada Tuhan. Tuhan Allah tetap harus dihormati! Standar moral yang tinggi tetap harus dijaga! Bila pada zaman Perjanjian Lama, tugas menjaga kekudusan Allah terutama dibebankan kepada bangsa Israel, sekarang tugas menjaga kekudusan Allah itu merupakan tanggung jawab semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sayang sekali bahwa pada zaman ini, banyak orang berani melayani tanpa mempertahankan standar kekudusan Allah, padahal seharusnya kita bukan hanya melayani melalui keterlibatan dalam ibadah atau upacara gerejawi saja, melainkan kita harus melayani melalui keseluruhan hidup kita. [P]
Yehezkiel 44:23
”Mereka harus mengajar umat-Ku tentang perbedaan antara yang kudus dengan yang tidak kudus dan memberitahukan kepada mereka perbedaan antara yang najis dengan yang tahir.”