Jumat, 07 Agustus 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Yehezkiel 45:18-46:24
Salah satu cara menafsirkan Bait Suci dalam penglihatan Nabi Yehezkiel adalah bahwa Bait Suci tersebut adalah Bait Suci yang ideal yang belum pernah terwujud secara sempurna. Ketidaksempurnaan dalam penyelenggaraan upacara (ibadah) baru bisa terwujud secara sempurna saat Tuhan Yesus wafat di kayu salib dan memenuhi seluruh tuntutan Allah. Sekalipun (saat ini) praktik upacara pengorbanan sudah tidak relevan, ada banyak prinsip rohani dan prinsip etika yang bisa dipelajari dari penyelenggaraan upacara pengorbanan tersebut. Contoh pertama, adanya korban penghapus dosa menunjukkan bahwa masalah dosa merupakan masalah yang serius yang harus diatasi. Perbuatan dosa tidak boleh dianggap sebagai perbuatan yang wajar. Contoh kedua, adanya peran raja dalam praktik pengolahan korban bakaran mengajarkan bahwa seorang pemimpin Kristen seharusnya bukan sekedar melakukan tugas, juga juga harus menjalankan peran sebagai seorang pemimpin secara rohani. Contoh ketiga, adanya berbagai rincian praktik peribadatan yang diberikan Allah kepada bangsa Israel menunjukkan bahwa Allah memiliki kehendak yang khusus terhadap diri kita. Bila kita ingin menyenangkan hati Allah, kita harus mengikuti cara Allah.
Pada masa kini, walaupun kita sudah tidak menjalankan praktik peribadatan seperti bangsa Israel, kita tetap harus beribadah kepada Allah. Kita tidak perlu memberikan persembahan berupa korban binatang, tetapi kita masih bisa memberikan waktu, tenaga, dan pikiran kita untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan. Selain melakukan pekerjaan Tuhan dalam konteks hidup bergereja, kita juga harus menerapkan kehendak Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. [P]
1 Timotius 4:12
”Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”