Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 6:12-42
Apakah adanya Bait Allah itu membuat Allah terlokalisasi (terbatas di satu tempat)? Tidak! Allah yang tidak terbatas tidak mungkin dibatasi oleh sebuah gedung. Walaupun keberadaan Allah tidak dibatasi oleh tempat, dalam Perjanjian Lama, Allah berkenan untuk menyatakan diri-Nya dari atas tutup pendamaian (Keluaran 25:22; 30:6), yaitu penutup dari Tabut Perjanjian atau Tabut Hukum. Raja Salomo memahami benar bahwa Allah tidak mungkin dilokalisasi (2 Tawarikh 2:6; 6:18), sehingga Raja Salomo merasa perlu mendasari permohonannya pada janji Allah (6:20). Raja Salomo memohon agar Allah mau mendengar permohonan yang diajukan oleh umat Allah di Bait Allah (6:20-40). Perhatikan bahwa Tuhan Yesus menyebut Bait Allah sebagai Rumah Doa (Matius 21:13; Lukas 19:46), bahkan sebagai Rumah Doa bagi "Segala Bangsa" (Markus 11:17), bukan hanya bagi bangsa Yahudi saja.
Bagi bangsa Yahudi yang sedang berada di pembuangan, mereka tidak dapat lagi berdoa di Bait Allah (karena Bait Allah telah dirobohkan oleh bangsa Babel). Oleh karena itu, mereka membangun pusat ibadah yang disebut "Tempat Sembahyang" (Kisah Para Rasul 16:13, 16) atau "Sinagoge". Pada masa kini, sangat disayangkan bahwa banyak orang Kristen melupakan gagasan bahwa gedung gereja pun bisa kita pandang sebagai "Rumah Doa". Memang, Allah tidak bisa dibatasi oleh gedung dan kita bisa berdoa secara pribadi di rumah. Akan tetapi, gedung gereja adalah tempat bagi kita untuk berdoa sebagai suatu "umat", bukan hanya berdoa secara pribadi. Tuhan Yesus pun menjanjikan berkat khusus bagi orang-orang percaya yang berdoa dalam kebersamaan, bukan hanya berdoa secara pribadi (Matius 18:19-20). Apakah Anda menganggap penting doa dalam kebersamaan umat Allah? [P]
2 Tawarikh 6:20
"Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan akan menjadi kediaman nama-Mu -- dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini."