Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 16-17
Asa memulai pemerintahannya dengan sangat baik. Kesetiaannya membuat negara berada dalam keadaan aman dan musuh yang kuat pun dapat ditaklukkan. Kesungguhannya bukan hanya ditunjukkan melalui ketegasannya dalam menjauhkan orang Yehuda dari penyembahan berhala, tetapi juga ditunjukkan melalui pemecatan neneknya sendiri dari jabatan Ibu Suri karena neneknya membuat patung Asyera yang keji untuk disembah (15:16). Sayangnya, setelah dia telah mempertahankan iman dan kesetiaan selama tiga puluh lima tahun memerintah, imannya runtuh pada tahun ketiga puluh enam. Saat Baesa—raja Israel—hendak menyerang Kerajaan Yehuda, Asa menjadi takut dan meminta pertolongan Benhadad, raja Aram. Tindakan tersebut jelas merupakan tindakan yang bodoh! Dia lupa bahwa Allah telah memberikan kemenangan kepadanya saat dia menghadapi ancaman dari tentara Etiopia dan sekutunya yang jumlah pasukannya jauh lebih besar daripada pasukan Israel. Yang lebih menyedihkan, Raja Asa menutup telinga terhadap teguran Allah yang disampaikan melalui Hanani, sang pelihat (nabi) itu. Bahkan, Raja Asa memasukkan sang pelihat ke dalam penjara (16:7-10).
Raja Asa telah melakukan kesalahan ganda, yaitu salah bertindak dan tidak mau ditegur kesalahannya. Kehilangan iman setelah mempertahankan iman selama tiga puluh lima tahun merupakan kesalahan konyol yang hanya dilakukan oleh orang-orang bodoh yang tidak mau belajar dari pengalaman. Sekalipun demikian, sikap tidak mau ditegur merupakan kesalahan yang lebih konyol. Bila Anda ingin mempertahankan iman dalam kehidupan Anda, ingatlah bahwa Allah menuntut kesetiaan jangka panjang dan sikap yang rendah hati terhadap teguran! [P]
2 Tawarikh 16:9
"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."