Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 26
Kesombongan rohani berbeda dengan kesombongan jasmani. Kesombongan jasmani membuat kita merasa mampu melakukan apa saja dengan kekuatan atau kemampuan diri sendiri (tidak memerlukan pertolongan Allah), sedangkan kesombongan rohani membuat kita merasa layak (pantas) melakukan hal-hal rohani (melayani Allah) tanpa mempedulikan kriteria yang ditetapkan oleh Allah. Pada awal pemerintahannya, Raja Uzia takut akan Allah (bersandar kepada Allah, bukan pada diri sendiri) sehingga Allah membuat semua yang diusahakannya berhasil. Setelah pemerintahannya menjadi kuat, Raja Uzia mulai lupa bahwa semua keberhasilannya disebabkan oleh penyertaan Allah, sehingga ia mulai merasa dirinya layak menyelenggarakan upacara di Bait Allah, padahal penyelenggaraan upacara di Bait Allah telah diserahkan Allah kepada para imam yang berasal dari keturunan Lewi. Sebagai seorang raja yang berasal dari keturunan Yehuda, ia tidak boleh menyelenggarakan sendiri upacara di Bait Allah. Sayangnya, kesuksesan membuat dia menjadi sombong secara rohani. Dia memaksa untuk menyelenggarakan upacara sendiri, sehingga Allah menghukum dengan menimpakan penyakit kusta sebagai tanda bahwa Raja uzia tidak layak untuk ikut menyelenggarakan upacara di Bait Allah.
Umat TUHAN di segala zaman perlu menyadari bahwa sumber kesuksesan adalah sikap bersandar kepada kekuatan Allah dan sumber kelayakan untuk melayani Allah adalah anugerah Allah. Yang merasa layak untuk melayani Allah adalah orang yang tidak layak dan orang yang menyadari ketidaklayakannya adalah orang yang dipilih Allah untuk melayani Dia! [P]
2 Tawarikh 26:16
"Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati
sehingga ia melakukan hal yang merusak.
Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan."