Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 29
Kerusakan iman dan moral bangsa Yehuda yang terjadi pada zaman Raja Ahas sangat dahsyat karena Raja Ahas adalah seorang yang tidak mempedulikan teguran TUHAN. Walaupun Allah telah berulang-ulang memberikan hukuman kepada Yehuda karena kesesatan yang ditimbulkan oleh ulah Raja Ahas, Raja Ahas tidak mau bertobat, bahkan semakin jauh meninggalkan Tuhan. Oleh karena itu, reformasi yang harus dikerjakan oleh Raja Hizkia adalah reformasi besar-besaran yang diawali dengan reformasi peribadatan. Raja Hizkia memerintahkan agar orang-orang Lewi menguduskan diri mereka dan menguduskan (membersihkan) rumah Tuhan, memperbarui perjanjian dengan TUHAN, serta memulihkan peribadatan di rumah TUHAN.
Pengaruh kekafiran terhadap peribadatan umat Allah bukan hanya dalam bentuk patung berhala, tetapi juga dalam bentuk cara berpikir dan kebiasaan. Inti masalah dari penyembahan patung berhala adalah bahwa Allah yang tidak bisa dilihat digantikan dengan patung berhala yang bisa dilihat. Contoh dari cara berpikir yang dipengaruhi kekafiran adalah pemikiran bahwa kuasa Allah terbatas di satu tempat (misalnya di gunung saja atau di laut saja). Kebiasaan yang dipengaruhi kekafiranmisalnya adalah pengorbanan anak (lihat 28:3; Ulangan 18:10). Saat ini, reformasi gereja juga masih diperlukan, namun dalam bentuk yang berbeda dengan reformasi pada zaman Raja Hizkia. Inti dari reformasi yang diperlukan pada masa kini adalah kembali kepada cara berpikir dan cara bertindak yang sesuai dengan Alkitab. [P]
2 Tawarikh 29:10-11
"Sekarang aku bermaksud mengikat perjanjian dengan TUHAN, Allah Israel, supaya murka-Nya yang menyala-nyala itu undur dari pada kita. Anak-anakku, sekarang janganlah kamu lengah, karena kamu telah dipilih TUHAN untuk berdiri di hadapan-Nya untuk melayani Dia, untuk menyelenggarakan kebaktian
dan membakar korban bagi-Nya."