Bacaan Alkitab hari ini : Kejadian 30
Yakub melakukan poligami bukan karena keinginannya sendiri, tetapi karena dia telah ditipu oleh Laban, yaitu paman dan sekaligus mertua dari Yakub sendiri (29:18-28). Walaupun Laban berlindung di balik tradisi lokal (29:26), perbuatan Laban itu tetap tidak bisa dibenarkan. Seharusnya Laban berterus terang berterus terang saat Yakub hendak meminta Rahel menjadi istrinya! Laban tidak menyadari bahwa taktik yang dilakukannya membuat kedua putrinya yaitu Rahel dan Lea harus bersaing (bukan bekerja sama) untuk mendapatkan kasih dan perhatian Yakub. Pikirkanlah: Apakah rasa senang dan bangga karena berhasil memenangkan persaingan (yang dalam keluarga Yakub berwujud mendapatkan
anak) bisa menghentikan persoalan dan menghasilkan kebahagiaan? Apakah kepuasan yang diperoleh setelah memenangkan persaingan bersifat permanen (tidak makin menghilang)?
Kemenangan dalam persaingan tak menghasilkan kepuasan karena kemenangan di satu pihak berarti kekalahan di pihak lain. Pihak yang kalah bersaing akan berjuang untuk merebut kemenangan sehingga umumnya kemenangan akan berlangsung silih berganti. Kemenangan dalam persaingan hanya bisa memberikan kesenangan sementara, bukan kepuasan yang menetap. Kepuasan yang sesungguhnya hanya bisa diperoleh bila kita bisa bersyukur atas anugerah Allah yang telah kita terima (bandingkan dengan
1 Timotius 6:6). Bila kita memandang kehidupan sebagai persaingan, kita akan selalu merasa menderita saat melihat orang lain (keluarga lain) lebih kaya, lebih sukses dalam karir, lebih pandai,
lebih populer, dan sebagainya. Bila kita ingin berbahagia, kita tidak boleh melihat orang lain sebagai pesaing, melainkan kita harus merasa bersyukur dan puas terhadap anugerah yang telah kita terima dari Tuhan. [P]
"Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup,
memberi keuntungan besar."
-1 Timotius 6:6-