Bacaan Alkitab hari ini : Kejadian 39-40
Dalam pasal 37, kita telah membaca kisah tentang Yusuf yang dijual sebagai seorang budak oleh saudara-saudaranya. Kisah memilukan tersebut disebabkan karena Yakub bersikap pilih kasih: Yusuf jauh lebih disayangi dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Sekalipun dimanjakan oleh ayahnya, ternyata bahwa pada dasarnya, Yusuf memiliki karakter yang baik. Di samping itu, Yusuf juga mewarisi iman yang diwariskan mulai dari Abraham kepada Ishak, lalu menurun kepada Yakub, dan selanjutnya kepada Yusuf. Sebagai pewaris iman Abraham, kita berharap bahwa Yusuf selalu disertai Allah dalam kehidupannya. Akan tetapi, ternyata bahwa Yusuf harus mengalami berbagai pengalaman pahit, yaitu dijual sebagai budak (pasal 37), difitnah oleh istri Potifar dan dijebloskan ke dalam penjara (pasal 39), serta dilupakan oleh sang kepala juru minuman raja yang tidak ingat untuk berterima kasih kepadanya (pasal 40). Coba pikirkan: Bila Anda bertemu dengan Yusuf di pasal 40 ini, Anda akan menganggap Yusuf sebagai seorang yang disertai Allah atau diabaikan oleh Allah?
Kesulitan kita untuk memahami penyertaan Allah disebabkan karena kita cenderung untuk mengukur penyertaan Allah berdasarkan kesuksesan menurut ukuran duniawi yang didasarkan pada perolehan materi, jabatan, kesenangan, dan popularitas. Dari sudut pandang Allah, orang yang sukses adalah orang yang berhasil menaati kehendak Allah. Berdasarkan ukuran ini, Allah menyertai Yusuf sehingga Yusuf berhasil melakukan segala sesuatu yang dikehendaki Allah, termasuk berani menolak keinginan istri Potifar yang ingin memuaskan hawa nafsunya. Ingatlah kembali himpitan terhadap iman yang pernah Anda alami! Saat itu, apa yang Anda utamakan: ketaatan kepada Allah atau kesuksesan duniawi? [P]
"Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"
Kejadian 39:9b