Bacaan Alkitab hari ini : Roma 8
Bagaimana reaksi seorang terdakwa yang terbukti tidak bersalah dan divonis bebas atau reaksi seorang budak yang dibebaskan oleh tuannya? Tentu lega dan senang! Tapi, Paulus menunjukkan bahwa orang Kristen jauh lebih beruntung, lebih bersukacita, karena
ia seperti terdakwa yang terbukti bersalah, namun hakim memvonis, "Tidak ada hukuman!" (8:1); serta seperti budak yang tidak hanya dibebaskan, tetapi juga diangkat sebagai anak (8:15).
Orang Kristen sebenarnya terbukti berdosa, namun dibebaskan dari hukuman dosa, yakni maut (8:2). Itu terjadi karena rohnya yang mati telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus (8:2), sehingga ia bisa menyambut tawaran pengampunan dosa yang ditawarkan Allah melalui karya salib Kristus (8:3). Selain itu, Roh Kudus memimpin hidupnya, meyakinkannya sebagai anak Allah, sehingga ia berani berseru bahwa dirinya adalah anak Allah (8:13-15). Dua status baru yang membahagiakan, bukan?! Tapi, mengulang pandangan sejak pasal 6, vonis bebas dan adopsi bukanlah tujuan akhir keselamatan, melainkan awal dari proses pengudusan.
Karenanya, Paulus menghendaki agar jemaat Roma menggunakan anugerah kebebasan dan adopsi itu dengan tepat: Pertama, untuk membayar hutang penebusan hukuman dosa kita (8:12), dengan cara bersedia dipimpin Roh Kudus dan mematikan perbuatan-perbuatan daging (8:10-13). Kedua, siap menjalani hidup sesuai status sebagai anak, yakni tunduk pada aturan main orang tuanya (8:15) serta rela hidup bersama Allah dalam suka dan duka, dalam keadaan dimuliakan maupun kondisi menderita (8:17).
Anak-anak dunia ini hidup menurut keinginan daging dan diperbudak oleh berbagai kecanduan. Marilah kita bergantung pada Roh Kudus, agar kita mampu hidup sesuai dengan status kita, yaitu sebagai orang merdeka dan anak Allah! [ICW]
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah.
Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!."
Roma 8:15