Mengalah untuk menang, itulah strategi yang digunakan Paulus ketika ia mengabarkan Injil kepada orang Korintus. Paulus tahu di tengah masyarakat Yunani terdapat banyak orator atau kaum cendekiawan yang sangat terlatih berdebat dengan hikmat dunia. Oleh sebab itu, ia memilih "mengalah" untuk tidak berdebat dengan mereka melalui kefasihan lidahnya, supaya ia dapat "mengalahkan" hikmat dunia lewat kuasa Allah, yakni berita tentang Yesus Kristus yang disalibkan (2:2).
Selanjutnya, Paulus tidak puas bila kondisi jemaat yang sudah menerima Injil terus merupakan bayi rohani. Ia ingin mereka selangkah lebih maju dalam kehidupan rohani, menjadi jemaat yang matang (2:6), supaya mereka dapat menerima hikmat rohani. Menurut Paulus, hikmat rohani hanya dapat dipahami oleh manusia rohani, karena hikmat merupakan rahasia yang tidak mungkin dipahami atau diterima oleh dunia (2:7-8, 14), merupakan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan (2:9), dan berasal dari Roh Allah (2:13-14). Hikmat rohani akan memimpin orang percaya untuk menjalankan kehidupan yang mulia (2:7).
Kalau begitu, apakah yang Paulus maksudkan dengan hikmat rohani? Kehidupan seperti apakah yang dikatakan sebagai dipenuhi dengan hikmat rohani? Belajar dari konteks Surat Korintus, seseorang dapat dikatakan memiliki hikmat rohani kalau ia mampu melihat nilai kehidupan melampaui apa yang bersifat sementara di atas bumi dan berjuang mencapai apa yang benilai kekal dan mulia di dalam Tuhan.
Bagaimana dengan Anda? Adakah hal tertentu yang Anda perlu "mengalah" agar Injil dapat dikabarkan? Apakah kehidupan kerohanian Anda sedang bertumbuh ke arah yang lebih matang karena dipimpin oleh hikmat rohani? Apa buktinya? [TF]
"Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan." 1 Korintus 2:6