Aroma perpecahan dalam jemaat masih kental tercium di pasal ini. Kali ini, sumber perpecahan adalah kebanggaan yang berlebihan atas karunia rohani pribadi sehingga menganggap diri paling hebat dan penting serta berusaha menjatuhkan jemaat lain. Secara logika, perpecahan ini melanda para pemimpin dan pelayan gereja, karena merekalah kelompok yang diberi banyak karunia rohani oleh Tuhan. Karena itu, Paulus memandang perpecahan ini sebagai masalah yang sangat serius. Ia menegur mereka dengan memberikan tiga alasan mengapa mereka harus bersatu. Alasan pertama merupakan hal yang paling mendasar, yakni keselamatan mereka. Ia mengingatkan mereka bahwa dulu mereka semua adalah sama--yaitu kelompok orang yang tersesat dalam penyembahan berhala--dan mereka diselamatkan oleh Roh Kudus yang sama (12:1-3). Alasan kedua berkaitan dengan tugas mereka setelah diselamatkan. Mereka diberi karunia rohani yang berbeda-beda oleh Allah Tritunggal (Roh, Tuhan, dan Allah – 10:4-6) untuk saling melengkapi dan saling melayani, bukan saling bersaing dan saling menjatuhkan (10:7-11, 27-30). Alasan terakhir, Paulus memakai anggota tubuh sebagai ilustrasi bagaimana mereka sebenarnya saling membutuhkan. Justru anggota tubuh yang paling lemah dan tidak mulia yang paling dibutuhkan dan layak diberi penghormatan khusus, sebuah sindiran kepada mereka yang berlomba menganggap diri sendiri penting dan terhormat (10:12-16).
Seharusnya, karunia rohani yang diberikan Allah berfungsi untuk mempersatukan dan mengembangkan pelayanan gereja. Menurut Anda, mengapa karunia rohani menjadi sumber perpecahan dalam gereja? Apa dampak negatif bagi gereja kalau sesama pemimpin dan pelayan gereja saling bersaing dan menjatuhkan? [TF]
"Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang." 1 Korintus 12:4-6