Apa jadinya kalau ada pengkhotbah hebat, tetapi sering tidak dapat mengendalikan emosinya? Apa jadinya kalau ada penyanyi bersuara emas di gereja, tetapi berperangai sombong? Apa jadinya kalau ada jemaat yang sangat dermawan, namun suka menjelekkan sesama? Menurut Paulus, semua pelayanan mereka menjadi tidak bermakna karena pada dasarnya, manifestasi karunia rohani tanpa didasari oleh kasih adalah sia-sia (13:1-3).
Seperti apakah seorang pelayan yang memiliki kasih? Dalam pasal ini, Paulus menggambarkan seorang pelayan yang memiliki kasih dalam tiga kategori. Pertama, dalam karakter, ia adalah seorang yang sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, dan tidak pemarah. Kedua, ia tidak melakukan hal-hal yang tidak sopan, tidak menyimpan kesalahan orang lain, dan tidak bersukacita karena ketidakadilan. Ketiga, kasih membuat ia menutupi, percaya, mengharapkan, dan menanggung segala sesuatu.
Bagi jemaat Korintus, pasal ini merupakan sindirin yang sangat tajam. Mereka adalah sekelompok orang percaya yang memiliki karunia rohani yang sangat kaya, namun mereka memanifestasikan karunia-karunia rohani di antara mereka dengan motivasi yang salah, yakni untuk menyombongkan diri. Mereka bersaing secara tidak sehat sehingga jemaat terkotak-kotak dalam banyak kelompok, bahkan mereka saling menjatuhkan. Oleh sebab itu, Paulus mengingatkan bahwa dalam kondisi pelayanan seperti itu, semua pelayanan yang mereka tampilkan adalah sia-sia belaka.
Bagaimana dengan Anda? Karunia rohani apa yang diberikan Allah kepada Anda? Sudahkah Anda memakainya untuk melayani? Periksalah kembali motivasi Anda dalam melayani: apakah dilandasi kasih sebagaimana yang digambarkan dalam pasal ini. [TF]
"Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." 1 Korintus 13:8, 13