Imamat 11 berisi peraturan mengenai haram atau tidaknya binatang berkaki empat, burung, dan segala makhluk hidup yang bergerak di air dan segala makhluk hidup yang mengeriap di atas bumi (11:46-47). Ada dua hal yang melatarbelakangi peraturan ini, yakni kekudusan Allah dan status bangsa Israel sebagai umat Allah (11:44-45). Sebagai umat pilihan Allah, bangsa Israel harus menjaga kekudusan lewat kehidupan yang berbeda dengan bangsabangsa lain di negeri Kanaan, antara lain melalui tidak makan binatang yang haram. Apa yang mendasari ketentuan Allah tentang haram tidaknya binatang? Matthew Henry menjelaskan bahwa binatang haram berhubungan erat dengan praktik penyembahan berhala bangsa kafir. Umat Israel dilarang bersentuhan atau memakan binatang seperti itu agar kekudusan hidup mereka tidak tercemar.
Apakah larangan tersebut masih berlaku bagi orang Kristen masa kini? Jawabannya adalah tidak. Kita tidak terikat dengan peraturan itu karena semua peraturan Taurat sudah digenapi oleh Yesus Kristus yang "dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya" (Efesus 2:15; bandingkan dengan Roma 10:4; Galatia 3:24-27). Dengan kata lain, kita yang hidup dalam zaman anugerah dalam Yesus Kristus tidak lagi terikat dengan peraturan Taurat, termasuk peraturan tentang makanan haram atau tidak karena Yesus sendiri mengajarkan bahwa semua makanan adalah halal (Markus 7:19). Namun demikian, kita dapat menerapkan prinsip pengajaran bagian ini, yakni melalui tekad untuk menjaga kekudusan hidup, sebagaimana Allah kita adalah kudus. Kita harus menghindari segala sesuatu yang dapat mencemarkan hidup kita, termasuk dalam hal makanan dan dalam aspek-aspek kehidupan lainnya. [TF]
"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." 1 Korintus 10:31