Setelah sensus yang dilakukan oleh Musa dan Harun bersama dengan dua belas kepala suku Israel selesai, pekerjaan mendirikan Bait Suci juga selesai. Yang menarik, para kepala suku yang telah melaksanakan pelayanan sensus itu selanjutnya memberikan persembahan berupa enam kereta beratap dengan dua belas ekor lembu untuk dipakai guna mengangkut barang-barang yang berkaitan dengan Kemah Suci saat mereka berpindah tempat. Selanjutnya secara berurutan kedua belas kepala suku itu memberikan persembahan kurban untuk pentahbisan Kemah Suci. Kisah pemberian persembahan itu mengajarkan beberapa hal penting bagi kita:
Pertama, para pemimpin wajib menjadi teladan dalam hal melayani dan memberi persembahan. Kedua, pemberian persembahan itu diperlukan bagi penyelenggaraan ibadah dan penyediaan perlengkapan ibadah. Ketiga, dengan memberikan persembahan, para pemimpin diingatkan bahwa pemimpin yang sesungguhnya adalah TUHAN sendiri. Para pemimpin adalah pelayan di hadapan TUHAN. Keempat, melalui persembahan, Allah menyediakan kebutuhan para pelayan (suku Lewi) yang mempersembahkan waktu mereka seluruhnya untuk melayani.
Bagi kita pada masa kini, bacaan Alkitab hari ini mengingatkan bahwa setiap orang percaya wajib melayani dan wajib memberikan persembahan kepada Allah guna membiayai seluruh keperluan peribadatan dan hal-hal yang berkaitan. Para pemimpin bukan hanya memimpin, tetapi juga melayani. Dengan perkataan lain, pemimpin rohani bukan bos, melainkan pelayan. Apakah Anda juga sudah mengambil bagian dalam melayani TUHAN? [P]
"Maka para pemimpin Israel, para kepala suku mereka, mempersembahkan persembahan. Mereka itu ialah para pemimpin suku yang bertanggung jawab atas pencatatan itu." Bilangan 7:2