Apakah Bileam adalah seorang nabi? Ya, benar! Bileam adalah seorang nabi, tetapi ia adalah seorang nabi yang tersesat. Dia tersesat karena dia menjadi nabi dengan setengah hati atau bisa dikatakan bahwa dia adalah nabi palsu. Dia tahu bahwa dia tidak mungkin bisa menentang kehendak Tuhan. Akan tetapi, dia melaksanakan kehendak Tuhan karena terpaksa. Hatinya tertuju kepada uang yang ditawarkan oleh Balak. Dia berusaha memaksakan keinginannya sendiri, tetapi dia tidak sanggup melawan kehendak Tuhan. Dia dipaksa Tuhan untuk memberkati Israel. Kisah Nabi Bileam ini mengingatkan kita kepada Nabi Yunus yang melawan kehendak Tuhan karena dia membenci bangsa Niniwe yang menjadi musuh bangsanya. Nabi Yunus mengasihi Tuhan, tetapi dengan cara yang salah; sedangkan Nabi Bileam sama sekali tidak mengasihi Tuhan. Dia adalah seorang yang mengasihi diri-Nya sendiri.
Bila Anda ingin menjadi seorang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan, Anda harus menghindar dari kesalahan Nabi Bileam maupun kesalahan Nabi Yunus. Anda harus mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, dengan kesediaan untuk taat! Bila Anda mengasihi Tuhan dengan segenap hati, Anda akan mengikuti cara Tuhan, bahkan sekalipun cara Tuhan itu tidak sesuai dengan keinginan hati Anda. Mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati berarti menundukkan keinginan kita di bawah keinginan Tuhan! Apakah Anda lebih mengutamakan keinginan Tuhan daripada keinginan Anda sendiri? Bila Anda sadar bahwa pilihan yang Anda ambil bertentangan dengan pilihan Anda sendiri, apakah Anda bersedia meninggalkan pilihan Anda dan mengikuti pilihan Tuhan? Apakah Anda bersedia mengikuti keinginan Tuhan dalam segala bidang kehidupan Anda, termasuk dalam menentukan pasangan hidup, pekerjaan, dan sebagainya? [P]
Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah." Wahyu 2:14