Mengapa sensus suku-suku Israel yang sudah dilakukan di padang gurun Sinai (pasal 1) diulang lagi di dataran Moab (pasal 26)? Bukankah kedua sensus itu sama-sama menghitung jumlah orang Israel berusia dua puluh tahun ke atas yang masih sanggup berperang? Ya, kedua sensus tersebut nampaknya saja sama, tetapi sebenarnya kedua sensus tersebut jauh berbeda. Di pasal 2, yang dihitung adalah jumlah orang Israel yang lahir di Mesir. Sayangnya, mereka yang sudah diberi kesempatan untuk melihat perbuatan tangan Tuhan yang dahsyat dalam memimpin bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir itu diwarnai oleh ketidakpercayaan. Mereka sudah tiba di mulut Tanah Kanaan, tetapi mereka akhirnya tidak diizinkan Allah untuk memasuki Tanah Kanaan dan mereka semua mati di padang gurun, kecuali Yosua dan Kaleb. Di pasal 26, yang dihitung adalah orang-orang yang dilahirkan di padang gurun yang diizinkan untuk memasuki Tanah kanaan. Yang menarik, jumlah kedua sensus tersebut tidak berbeda besar. Jelas bahwa Allah sanggup mengganti laskar Israel yang tidak percaya dengan laskar Israel yang percaya kepada Allah Israel!
Saat Allah mempercayakan suatu pelayanan kepada kita, kadang-kadang tanpa sadar kita merasa bangga terhadap diri kita sendiri dan kita beranggapan bahwa hanya diri kita yang sanggup melakukan tugas tersebut. Dengan perkataan lain, kita menganggap Allah memerlukan kita, bahkan Allah bergantung kepada kita. Keyakinan semacam itu salah. Bila Allah mempercayakan suatu tugas pelayanan kepada diri kita, hal itu harus dianggap sebagai anugerah Allah. Bila kita tidak setia, Allah bisa saja membangkitkan orang lain untuk menggantikan kita. Bila Allah masih mempercayai kita, jangan sia-siakan kepercayaan tersebut! [P]
"Di antara mereka tidak ada terdapat seorang pun yang dicatat Musa dan imam Harun, ... sebab TUHAN telah berfirman tentang mereka: “Pastilah mereka mati di padang gurun.” Dari mereka itu tidak ada seorang pun yang masih tinggal hidup selain dari Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun." Bilangan 26:64-65