Cara pandang kita terhadap kehidupan menentukan cara hidup kita. Bila kita menganggap nilai rohani (pandangan Allah terhadap diri kita) jauh lebih penting daripada nilai duniawi (pandangan orang lain terhadap diri kita), maka praktik keagamaan yang kita lakukan tidak akan menjadi tontonan, melainkan menjadi ibadah yang bersifat pribadi. Hal ini berlaku baik dalam hal memberi sedekah (6:2-4), doa (6:5-8), maupun puasa (6:16-18). Dalam hal doa, Tuhan Yesus memberikan sebuah contoh doa yang sederhana, tetapi isinya memuliakan Allah dan mencakup hal-hal yang penting (6:9-15).
Mengutamakan nilai rohani (harta di surga) dibandingkan nilai duniawi (harta di bumi) akan menolong kita memprioritaskan Allah lebih daripada yang lain (6:19-24). Bila kita memprioritaskan Allah dalam hidup kita, kita tidak perlu kuatir dengan hidup kita karena Allah pasti memelihara kita. Hal-hal pokok yang menjadi kebutuhan kita (makanan, minumam, dan pakaian) pasti akan disediakan oleh Allah. Bila kita terus merasa kuatir akan kebutuhan kita, hal itu berarti bahwa kita tidak memercayai Allah. Walaupun kuatir akan makanan, minuman, dan pakaian itu manusiawi dan wajar bagi orangorang yang tidak mengenal Allah, kita tidak boleh seperti itu. Bila kita bisa memercayai Allah, kita akan sanggup mengutamakan Allah dan kehendak-Nya (Matius 6:25-34).
Saat ini, hampir di seluruh bagian dunia ini, umat manusia mengalami berbagai krisis, di antaranya adalah krisis ekonomi dan bencana alam. Krisis tersebut menimbulkan ketidakpastian. Dalam situasi semacam ini, beranikah Anda memprioritaskan pekerjaan Allah dan percaya bahwa Allah pasti akan melindungi Anda dan memenuhi semua kebutuhan Anda? [P]
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Matius 6:33