Banyak orang mengenal Yesus Kristus, Sang Mesias, dari sisi kemanusiaan-Nya yang biasanya diasosiasikan (dikaitkan) dengan kelemahlembutan-Nya, penerimaan-Nya terhadap orang berdosa, kepedulian-Nya, kasih-Nya, dan sebagainya. Sayangnya, pemahaman tentang kemanusiaan Yesus Kristus itu seringkali tidak diimbangi dengan pemahaman tentang Keilahian-Nya, padahal Dia adalah Allah Sejati yang harus dihormati, bahkan dimuliakan. Bagi para murid Tuhan Yesus pun, kemuliaan Tuhan Yesus masih dipahami secara samar-samar. Bagi Petrus, Yakobus, dan Yohanes, kemuliaan Tuhan Yesus baru disadari benar-benar setelah Tuhan Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya bersama dengan dua orang nabi Perjanjian Lama yang telah melakukan berbagai perbuatan ajaib, yaitu Musa dan Elia. Penampakan yang dilanjutkan dengan penegasan Tuhan Allah bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Dia kasihi itu membuat para murid ketakutan.
Kesadaran akan kemuliaan Kristus itu terlihat dari beberapa tanda: Pertama, kesadaran akan keterbatasan diri (bandingkan dengan 17:4, 6). Kedua, sikap mempercayai Kristus dan bergantung kepada Kristus dalam wujud ketaatan (17:5). Ketiga, keberanian melakukan hal-hal besar yang melampaui keterbatasan diri (17:17-20).
Apakah Anda menyadari kemuliaan Kristus? Apakah kesadaran itu tercermin dalam sikap Anda saat beribadah? Apakah kesadaran tersebut tercermin dalam sikap dan kesungguhan saat melayani? Apakah kesadaran tersebut terwujud dalam sikap ketaatan terhadap firman Allah? Seorang yang menyadari kemuliaan Kristus tak mungkin beribadah dan melayani secara asal-asalan! [P]
Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Matius 17:5