Dalam pasal ini, Tuhan Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan amat keras. Pernahkan Anda bertanya, "Mengapa Tuhan Yesus tidak pernah mengecam para penjahat dan sampah masyarakat? Apakah mengecam dengan cara keras seperti yang dilakukan Tuhan Yesus itu merupakan teladan untuk kita tiru?" Pertama, sadarilah bahwa kecaman Tuhan Yesus adalah kecaman yang suci, kecaman yang mengungkapkan isi hati Allah, kecaman yang tidak mementingkan diri sendiri. Kedua, perhatikanlah bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dikecam karena mereka tidak melaksanakan kewajiban mereka dengan menjadi teladan bagi umat Allah. Mereka munafik! Mereka tidak menjadi pemimpin yang melayani! Bahkan, mereka meghalangi orang yang ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah. Mereka dikecam karena mereka tidak melakukan apa yang seharusnya sudah mereka ketahui. Ketiga, perhatikan bahwa yang dikecam pada diri ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu bukan ajaran mereka, melainkan praktik hidup mereka yang tidak sesuai dengan ajaran mereka.
Apakah kita boleh meniru Tuhan Yesus dengan mengecam keras orang-orang yang membuat hati kita kesal? Sebelum Anda mengecam orang lain, periksalah diri Anda sendiri. Apakah kecaman yang hendak Anda lontarkan sesuai dengan kehendak Allah? Kecaman Anda harus dilandasi oleh kemarahan yang suci! Bila dorongan untuk mengecam itu berasal dari hati Anda yang marah karena merasa dirugikan, kecaman itu bukan kehendak Allah. Bila kita hendak mengecam tindakan yang dilakukan orang lain, kecaman kita harus didasarkan keinginan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, serta dimaksudkan bagi kepentingan orang banyak![P]
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk." Matius 23:13