Kamis, 10 April 2014
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 16
“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” adalah sebuah peribahasa dalam bahasa Indonesia yang artinya adalah bahwa kelakuan seorang anak tidak banyak berbeda dengan kelakuan orang tuanya. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku dalam kehidupan Ahas, raja Yehuda. Raja Yotam, ayah Raja Ahas, adalah seorang yang hidup benar di mata Tuhan, sedangkan Raja Ahas berlaku jahat. Kejahatan Raja Ahas mencakup empat hal: Pertama, ia hidup mengikuti praktik keagamaan bangsa Kanaan, bahkan ia mempersembahkan anaknya sendiri sebagai korban dalam api (bandingkan 16:3 dengan Ulangan 12:31). Kedua, ia pergi minta pertolongan kepada raja Asyur, yaitu Tiglat Pileser, untuk melawan Kerajaan Aram dan Kerajaan Israel Utara (16:5-9). Ketiga, ia mengambil perak dan emas yang ada di dalam Rumah TUHAN sebagai persembahan kepada raja Asyur (16:8). Keempat, ia memerintahkan pembuatan mezbah tiruan dari mezbah di Damsyik untuk dipakai sebagai mezbah korban bakaran di rumah TUHAN (16:10-18). Kejahatan Raja Ahas membuktikan bahwa dia tidak takut dan tidak menghormati Tuhan.
Walaupun mungkin saja kita mengutuk perbuatan Raja Ahas, bisa jadi kita meniru perilaku Raja Ahas. Mungkin saja cara hidup kita tidak berbeda dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Mungkin saja di dalam kondisi tertekan dan terjepit, kita lebih mengandalkan orang lain daripada Tuhan. Mungkin saja kita mengambil apa yang seharusnya merupakan milik Tuhan (seperti persembahan persepuluhan), dan memakainya untuk memuaskan hawa nafsu kita. Marilah kita merenungkan sikap hidup kita di hadapan Tuhan: Apakah sikap kita sudah menunjukkan rasa takut akan Tuhan. Apakah kita sudah menghormati Tuhan melalui sikap hidup kita? [DP]
2 Raja-raja 16:18
“Selanjutnya, demi raja Asyur, disingkirkannya dari rumah TUHAN serambi tertutup untuk hari Sabat yang telah didirikan pada rumah TUHAN, juga pintu masuk untuk raja yang di sebelah luar.”