Masa lalu merupakan pelajaran yang berharga dalam menjalani masa kini dengan benar dan beres, untuk memelihara masa depan dengan lebih baik. Kehidupan kita terdiri dari masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Seringkali kita terjerat dengan masa lalu sehingga hidup kita tidak efektif pada masa kini dan kita cenderung mengabaikan masa depan. Peperangan melawan suku Benyamin merupakan pukulan yang menyakitkan bagi Israel. Penyesalan tidak dapat memulihkan keadaan suku Benyamin. Hanya keputusan yang memandang jauh ke masa depan yang akhirnya menolong suku Benyamin lepas dari kepunahan.
Tuhan bertindak dengan memandang ke masa depan, baik menyangkut Mesias (Kejadian 3:15), keselamatan (Roma 8:29-30), hidup kekal (Wahyu 21:1-5), serta kehidupan kita di bumi saat ini, tempat kita harus meluaskan kerajaan Allah (Matius 28:19-20, Kisah Para Rasul 1:8) dan menjadi serupa dengan Kristus dalam segala aspek (Roma 8:29). Baik gereja maupun kita secara pribadi harus hidup dengan tepat. Masa lalu merupakan pelajaran yang berharga, tapi kita tak boleh terjerat oleh masa lalu. Masa sekarang harus dijalani dengan benar (sesuai dengan firman Tuhan) dan beres (sesuai dengan perkembangan dan kondisi). Gereja harus memelihara masa depan, baik menyangkut generasi muda maupun menyangkut aspek pelayanan agar lebih efektif dalam meluaskan kerajaan Allah dan menjadikan orang percaya menjadi serupa Kristus. Sudahkah kita hidup dengan tepat atas masa lalu, masa sekarang dan masa depan? Kiranya Tuhan menolong dan menyertai kita dan gereja-Nya. Soli Deo Gloria. Amin.. [CA]
"Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang." Amsal 24:14