Filemon 1
Pelayanan yang Menyeluruh
28 Februari 2018
![](javascript:fbShare("703639703796626", "http://www.gky.or.id/gema.jsp?gemaId=1495", "Pelayanan+yang+Menyeluruh", "Bacaan Alkitab hari ini : Filemon 1 Pelayanan dalam gereja sering kali terkotak-kotak. Orang yang beban pelayanannya adalah penginjilan kadang-kadang menganggap pembinaan atau pemuridan sebagai usaha ", "http://www.gky.or.id/images/gema.jpg", 520, 350))
Bacaan Alkitab hari ini : Filemon 1
Pelayanan dalam gereja sering kali terkotak-kotak. Orang yang beban pelayanannya adalah penginjilan kadang-kadang menganggap pembinaan atau pemuridan sebagai usaha yang membuang waktu. Sebaliknya, orang yang beban pelayanannya adalah pembinaan atau pemuridan bisa bersikap tidak peduli terhadap orang yang belum diselamatkan karena menganggap orang semacam itu di luar lingkup pelayanannya. Pelayanan yang juga sering diabaikan adalah diakonia atau pelayanan yang "terutama" memperhatikan kebutuhan jasmaniah. Orang-orang yang beranggapan bahwa pelayanan jasmaniah kurang penting dibandingkan pelayanan "rohaniah" (seperti penginjilan dan pemuridan) kadang-kadang menghindar dari pelayanan diakonia. Sebaliknya, orang-orang yang terlibat dalam pelayanan diakonia kadang-kadang mengabaikan kebutuhan rohani orang yang dilayaninya. Apakah pengkotakan pelayanan semacam itu dapat dibenarkan? Bagaimana cara Rasul Paulus melayani?
Pelayanan Rasul Paulus bersifat menyeluruh (holistik). Dia meyakini pentingnya penginjilan, tetapi dia menyediakan waktu yang sangat banyak untuk membina orang-orang yang dilayaninya, bahkan bisa dikatakan bahwa dia memberikan seluruh hidupnya untuk menolong orang-orang yang dilayaninya agar bisa bertumbuh di dalam Kristus (Kolose 1:28; 1 Tesalonika 2:8). Dalam surat Filemon ini, jelas bahwa setelah menginjili Onesimus, Rasul Paulus membina Onesimus, sehingga Onesimus berubah dari seorang yang melarikan diri dari tanggung jawab sebagai seorang budak menjadi seorang yang berguna (Filemon 1:9-11). Selanjutnya, Rasul Paulus juga memperjuangkan masa depan Onesimus dengan cara mendamaikan Onesimus dengan Filemon, majikan yang telah dia tinggalkan. [P]
Pelayanan dalam gereja sering kali terkotak-kotak. Orang yang beban pelayanannya adalah penginjilan kadang-kadang menganggap pembinaan atau pemuridan sebagai usaha yang membuang waktu. Sebaliknya, orang yang beban pelayanannya adalah pembinaan atau pemuridan bisa bersikap tidak peduli terhadap orang yang belum diselamatkan karena menganggap orang semacam itu di luar lingkup pelayanannya. Pelayanan yang juga sering diabaikan adalah diakonia atau pelayanan yang "terutama" memperhatikan kebutuhan jasmaniah. Orang-orang yang beranggapan bahwa pelayanan jasmaniah kurang penting dibandingkan pelayanan "rohaniah" (seperti penginjilan dan pemuridan) kadang-kadang menghindar dari pelayanan diakonia. Sebaliknya, orang-orang yang terlibat dalam pelayanan diakonia kadang-kadang mengabaikan kebutuhan rohani orang yang dilayaninya. Apakah pengkotakan pelayanan semacam itu dapat dibenarkan? Bagaimana cara Rasul Paulus melayani?
Pelayanan Rasul Paulus bersifat menyeluruh (holistik). Dia meyakini pentingnya penginjilan, tetapi dia menyediakan waktu yang sangat banyak untuk membina orang-orang yang dilayaninya, bahkan bisa dikatakan bahwa dia memberikan seluruh hidupnya untuk menolong orang-orang yang dilayaninya agar bisa bertumbuh di dalam Kristus (Kolose 1:28; 1 Tesalonika 2:8). Dalam surat Filemon ini, jelas bahwa setelah menginjili Onesimus, Rasul Paulus membina Onesimus, sehingga Onesimus berubah dari seorang yang melarikan diri dari tanggung jawab sebagai seorang budak menjadi seorang yang berguna (Filemon 1:9-11). Selanjutnya, Rasul Paulus juga memperjuangkan masa depan Onesimus dengan cara mendamaikan Onesimus dengan Filemon, majikan yang telah dia tinggalkan. [P]
| "Aku, Paulus, ..., mengajukan per mintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus—dahulu memang dia tidak ber guna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku." Filemon 1:9b-11 |